Repelita Jakarta – Ketua KPU Mochammad Afifuddin menjadi sorotan publik setelah merekam gestur tangan di bibir sambil meminta wartawan diam ketika ditanya soal ijazah Presiden Joko Widodo usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi II DPR, Senin 24 November 2025.
Momen itu terjadi di lorong Gedung Nusantara I ketika sejumlah jurnalis mengejar Afif untuk meminta konfirmasi terkait polemik arsip ijazah yang kembali mencuat dalam rapat tersebut.
Dengan gerakan cepat, Afif mengangkat jari telunjuk ke bibirnya sambil mengucapkan “kita jangan bahas itu” dan “jangan dibahas lagi” sebelum berlalu meninggalkan lokasi.
Gestur tersebut langsung terekam kamera dan menyebar luas di media sosial, memicu kritik keras karena dianggap tidak mencerminkan sikap terbuka seorang pejabat publik terhadap pertanyaan yang sah dari pers.
Dalam rapat sebelumnya, anggota Komisi II Muhammad Khozin telah mempertanyakan konsistensi pernyataan KPU terkait status arsip dokumen persyaratan capres-cawapres, termasuk ijazah, yang sempat disebut dimusnahkan namun kemudian diralat.
Afif kemudian memberikan klarifikasi bahwa arsip salinan ijazah tetap tersimpan dengan baik di KPU, sementara dokumen asli berada di tangan pemiliknya, dan tidak termasuk dalam jadwal retensi arsip yang wajib diserahkan ke ANRI.
Namun gestur “diam” yang ditujukan kepada wartawan tetap menjadi catatan negatif di mata publik dan pengamat, karena dianggap mencerminkan sikap menghindar dari isu yang terus menjadi perhatian masyarakat.
Sejumlah tokoh politik dan aktivis transparansi menilai tindakan tersebut tidak sejalan dengan semangat keterbukaan informasi publik yang menjadi salah satu pilar utama lembaga penyelenggara pemilu.
Hingga kini KPU belum memberikan pernyataan resmi tambahan terkait gestur tersebut, sementara rekaman video terus menjadi bahan perbincangan di berbagai platform.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
