Repelita Jakarta - Pemerintah akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap ribuan pondok pesantren di Indonesia setelah insiden tragis runtuhnya bangunan musala di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, yang menewaskan puluhan santri.
Langkah ini diumumkan oleh Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo sebagai bagian dari upaya antisipatif terhadap kondisi fisik bangunan pesantren di seluruh daerah.
Menurut Dody, pemeriksaan akan dilakukan secara masif dengan menggandeng Kementerian Agama sebagai mitra utama.
“Nanti akan dicek, kerja sama dengan Kementerian Agama,” ujar Dody usai menghadiri pelantikan sejumlah pejabat di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 8 Oktober 2025.
Dody menambahkan, proses pengecekan sebenarnya sudah dimulai sejak awal pekan ini dengan tim teknis yang telah bergerak ke lapangan untuk memeriksa sejumlah bangunan pesantren.
“Lagi mulai, mulai nyisir. Sudah, sudah ada. Sudah mulai gerak dari hari Senin,” katanya.
Fokus awal pemeriksaan berada di wilayah Pulau Jawa yang memiliki jumlah pondok pesantren terbanyak, disusul beberapa provinsi di Sumatera.
“Semua arahan dari Kementerian Agama, tapi kan yang paling banyak di Pulau Jawa. Pulau Jawa dan beberapa di Sumatera,” jelasnya.
Dody memperkirakan ada sekitar 40 ribu pondok pesantren yang akan menjadi sasaran pengecekan. Pemeriksaan difokuskan pada kondisi bangunan bertingkat yang dinilai paling berisiko terhadap keselamatan santri.
“Ya tentunya bangunan-bangunan yang berlantai ke atas, dua ke atas, tiga, empat dan lima,” ujarnya.
Langkah cepat ini diambil menyusul tragedi ambruknya bangunan musala di Ponpes Al-Khoziny yang menewaskan 61 orang santri.
Pembersihan puing-puing reruntuhan telah selesai dilakukan pada Selasa dini hari, 7 Oktober 2025. Operasi pencarian dan penyelamatan yang dipimpin oleh Basarnas resmi dihentikan setelah seluruh korban berhasil ditemukan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, dari total korban meninggal dunia, sebanyak 17 jenazah telah berhasil diidentifikasi, sementara tujuh potongan tubuh masih menunggu proses identifikasi oleh tim DVI. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok