Breaking Posts

10/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Tidak ada yang ahli gizi, ini latar pendidikan tiga pimpinan BGN di tengah sorotan kasus MBG

Profil pimpinan BGN di balik kasus keracunan MBG

Repelita Jakarta - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah sejak Januari 2025 bertujuan untuk memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan asupan gizi layak setiap hari sekolah.

Namun hingga September 2025, program ini justru diwarnai oleh puluhan kasus keracunan yang menimpa ribuan siswa di berbagai daerah.

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat sebanyak 8.649 anak menjadi korban keracunan makanan MBG.

Insiden tersebut tersebar dari Pulau Jawa, Sumatra, hingga Kalimantan dan memicu kekhawatiran publik terhadap kualitas pengelolaan dapur MBG.

Sebagian besar kasus terjadi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru dibentuk, dengan sumber daya manusia yang belum berpengalaman dalam memasak dalam skala besar.

Faktor lain seperti kualitas bahan baku, sanitasi air, serta pelanggaran terhadap standar operasional prosedur turut memperburuk situasi.

Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan perbaikan menyeluruh terhadap sistem MBG.

Langkah-langkah yang diambil meliputi pelatihan koki, pemasangan alat sterilisasi, dan pemasangan CCTV di dapur-dapur MBG.

Di tengah sorotan publik, perhatian juga tertuju pada kepemimpinan Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai pelaksana utama program MBG.

Tiga tokoh yang memimpin BGN saat ini adalah Kepala BGN Dadan Hindayana, Wakil Kepala BGN Brigjen Pol Sony Sonjaya, dan Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang.

Setelah ditelusuri, tidak satu pun dari ketiganya memiliki latar belakang pendidikan di bidang gizi.

Dadan Hindayana menyelesaikan pendidikan sarjana di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1990 dengan jurusan Proteksi Tanaman.

Ia melanjutkan studi magister di University of Bonn, Jerman, pada 1995–1997 dalam bidang Entomologi Terapan.

Gelar doktor diraihnya dari Leibniz Universität Hannover pada tahun 2000 dengan fokus penelitian pada keanekaragaman serangga dan proteksi tanaman.

Meski kini memimpin lembaga yang berfokus pada gizi, latar akademiknya berasal dari dunia pertanian dan ekologi.

Brigjen Pol Sony Sonjaya merupakan lulusan Akademi Kepolisian angkatan 1991.

Ia memiliki latar belakang di bidang hukum pidana, manajemen keamanan publik, dan strategi penegakan hukum.

Sony menjalani berbagai penugasan di bidang reserse dan intelijen serta mengikuti pendidikan lanjutan di Sespim Polri dan Lemhannas.

Di Lemhannas, ia mendalami isu ketahanan pangan dan distribusi logistik nasional.

Sony juga memiliki pelatihan tambahan di bidang hukum dan intelijen serta pernah menjabat sebagai Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II BGN sebelum diangkat sebagai Wakil Kepala BGN.

Nanik S. Deyang lahir di Madiun, Jawa Timur, pada 3 Januari 1968 dan merupakan alumni Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman angkatan 1984.

Meski berlatar belakang ilmu biologi, karier profesional Nanik berkembang di dunia jurnalistik dan komunikasi publik.

Ia memulai karier sebagai wartawan di Tabloid Bangkit dan kemudian mendirikan Kelompok Media Peluang (KMP) yang membawahi berbagai media tematik.

Nanik aktif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019.

Kedekatannya dengan isu sosial dan politik mengantarkannya ke posisi Wakil Kepala BGN, di mana ia kini bertanggung jawab atas komunikasi publik dan penanganan krisis dalam program MBG.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.id | All Right Reserved