Repelita Yogyakarta - Kehadiran sosok pria bernama Mulyono di acara reuni 45 tahun angkatan 1980 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada kembali memicu sorotan publik di tengah ramainya isu dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo.
Mulyono yang mengaku berasal dari Sukoharjo, Jawa Tengah, menegaskan bahwa dirinya pernah satu kampus dan satu angkatan dengan Jokowi.
Ia mengatakan dirinya masuk UGM pada tahun 1980 dan baru lulus pada 1987, sedangkan Jokowi lebih cepat menyelesaikan studi karena memiliki nilai akademik yang lebih tinggi.
Dalam pengakuannya kepada wartawan di sela acara pada Sabtu 26 Juli 2025, Mulyono menuturkan bahwa pada masa itu tidak ada pembagian jurusan di Fakultas Kehutanan.
Menurutnya, meski mengambil skripsi di bidang Manajemen Ekonomi, keseluruhan studinya tetap berada di bawah Fakultas Kehutanan.
Namun, pengakuan Mulyono menuai keraguan setelah sejumlah pihak membongkar identitas aslinya.
Pengacara Muhammad Taufiq dalam tayangan video di kanal YouTube miliknya pada Minggu malam mengklaim bahwa Mulyono sejatinya bukan alumni UGM melainkan seorang calo tiket bus bernama Wakidi yang biasa beroperasi di Terminal Tirtonadi Solo.
Taufiq mengaku mendapatkan informasi tersebut usai melakukan penelusuran langsung di lapangan dengan menghubungi orang-orang yang mengenal Wakidi di Terminal Tirtonadi.
Tak hanya itu, Taufiq juga menyebutkan bahwa Bambang Saptono yang disebut-sebut sebagai teman Jokowi di Fakultas Kehutanan bukanlah lulusan UGM, melainkan alumni Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret.
Ia pun mengingatkan bahwa kemunculan sosok palsu seperti ini dapat dijerat dengan pasal penipuan sesuai KUHP maupun pelanggaran UU ITE.
Di sisi lain, Dokter Tifa yang dikenal sebagai pegiat media sosial dan aktif menyoroti isu ijazah Jokowi, juga menegaskan hal serupa.
Dalam unggahannya di platform X pada Minggu 27 Juli 2025, Dokter Tifa membeberkan bahwa Mulyono sesungguhnya adalah Wakidi, calo Terminal Tirtonadi, yang bukan seorang insinyur seperti pengakuannya.
Ia bahkan heran bagaimana seorang yang mengaku lulusan sarjana kehutanan tidak mampu merawat penampilan hingga gigi palsu pun tidak dimiliki.
Menurut Dokter Tifa, hal ini menunjukkan betapa mudahnya manipulasi data pendidikan di Indonesia jika tidak dikawal secara serius.
Ia menyoroti fenomena orang yang bisa mengaku lulusan universitas ternama hanya berbekal selembar ijazah, padahal keabsahannya meragukan.
Di tengah keramaian polemik, Jokowi sendiri sudah mengambil langkah hukum dengan melaporkan 12 orang ke Polda Metro Jaya atas tuduhan pencemaran nama baik terkait dugaan ijazah palsu.
Dalam daftar terlapor tersebut, nama-nama seperti Dokter Tifa, Abraham Samad hingga Roy Suryo turut masuk sebagai pihak yang dilaporkan.
Proses hukum terhadap laporan ini sudah berjalan hingga tahap penyidikan, dan Jokowi pun telah diperiksa pada Rabu 23 Juli 2025 di Mapolresta Solo.
Namun, Tim Pembela Ulama dan Aktivis yang sebelumnya lebih dulu menggugat keabsahan ijazah Jokowi menuding aparat penegak hukum tidak imparsial dalam menangani laporan.
Kuasa hukum Roy Suryo, Ahmad Khozinuddin, menilai penanganan perkara menunjukkan adanya indikasi perlakuan istimewa terhadap pelaporan yang dibuat langsung oleh Presiden.
Ia berpendapat bahwa keadilan sulit dicapai jika penegakan hukum dilakukan dengan standar ganda.
Di tengah silang pendapat ini, publik masih menanti kejelasan fakta sebenarnya terkait sosok Mulyono dan bagaimana akhir dari sengketa panjang dugaan ijazah palsu Jokowi.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
