Breaking Posts

10/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Alasan Megawati Tak Melayat ke Pemakaman Kwik Kian Gie

foto

Repelita Jakarta - Sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mendatangi rumah duka mendiang Kwik Kian Gie yang tutup usia pada Senin 28 Juli 2025.

Tampak hadir Ketua DPP PDIP Yasonna Laoly, Ahmad Basarah, serta Ronny Betty Talapessy di Rumah Duka Sentosa, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

Yasonna dan Basarah mengenakan kemeja merah berlogo partai banteng, sedangkan Ronny memakai kemeja hitam.

Mereka mewakili Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang berhalangan hadir karena sedang berada di Bali untuk agenda partai yang tidak bisa ditinggalkan.

Yasonna menjelaskan bahwa kehadiran mereka merupakan bentuk penghormatan terakhir mewakili Megawati kepada Kwik Kian Gie yang pernah menjadi bagian penting dalam pemerintahan dan partai.

Ia menyampaikan pesan Megawati yang merasa sangat kehilangan sosok Kwik.

Menurut Yasonna, semasa menjabat sebagai Presiden kelima RI, Megawati menunjuk Kwik menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas.

Selain itu, Kwik juga pernah menjadi Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP pada masanya, memperlihatkan kedekatan keduanya tidak hanya di kabinet tetapi juga dalam tubuh partai.

Yasonna menilai Kwik sebagai tokoh yang selalu berpihak pada kepentingan rakyat kecil melalui kebijakan-kebijakan ekonomi yang menolak dominasi kapitalisme.

Ia juga menilai kesetiaan Kwik kepada garis perjuangan partai membuatnya tetap sejalan dengan PDIP hingga akhir hayat.

Kwik Kian Gie dilahirkan di Pati, Jawa Tengah, pada 11 Januari 1935.

Ia meninggal dunia pada 28 Juli 2025 pukul 22.00 WIB setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Medistra akibat masalah pencernaan.

Jenazah Kwik rencananya akan dikremasi pada Kamis 31 Juli 2025 pukul 11.00 WIB.

Perjalanan politik Kwik dimulai pada 1987 ketika bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia di bawah kepemimpinan Soerjadi, yang kemudian berubah menjadi PDIP di bawah Megawati Soekarnoputri.

Di partai berlambang banteng ini, Kwik sempat menjabat sebagai salah satu Ketua DPP dan aktif dalam kegiatan Balitbang partai.

Walaupun menjadi bawahan di kabinet dan partai, Kwik kerap menyuarakan pandangan kritis, salah satunya saat menentang Instruksi Presiden tentang Release and Discharge yang menjadi dasar penerbitan SKL BLBI.

Keberanian Kwik untuk tetap berbeda pendapat inilah yang menjadikannya dikenang sebagai sosok ekonom dan politisi yang teguh pada prinsip.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.id | All Right Reserved