Repelita Ramallah - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, kembali menuai kritik tajam dari komunitas internasional usai menyampaikan pernyataan kontroversial terkait Holocaust.
Dalam pidatonya di forum Dewan Revolusi Partai Fatah, Abbas menyebut bahwa pembantaian Yahudi oleh Nazi Jerman bukan disebabkan oleh faktor agama.
Ia menuding penyebab utamanya berasal dari apa yang ia sebut “peran sosial Yahudi” dalam dunia keuangan, seperti praktik riba dan pengelolaan uang.
Pernyataan tersebut langsung memicu reaksi keras dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Jerman, Israel, dan negara-negara anggota Uni Eropa.
Pihak Uni Eropa menyebut komentar Abbas sebagai keliru dan menyesatkan secara historis.
Sementara Jerman mengecamnya sebagai bentuk penyangkalan Holocaust yang tidak dapat diterima.
Pemerintah Israel juga menyebut Abbas telah menyebarkan ujaran kebencian yang merusak upaya perdamaian di kawasan.
Dari dalam negeri Palestina sendiri, Abbas juga menerima tekanan.
Lebih dari dua ratus tokoh masyarakat Palestina menyatakan sikap dalam surat terbuka.
Mereka menyebut pernyataan Abbas sebagai komentar yang memalukan secara moral dan merusak kredibilitas politik Palestina di mata dunia.
Ini bukan kali pertama Abbas menyinggung isu Holocaust dengan narasi yang menimbulkan polemik.
Pada 1984, ia pernah menerbitkan buku berdasarkan disertasi doktoralnya yang menyebut bahwa jumlah korban Holocaust dibesar-besarkan dan menuduh adanya kolaborasi antara Zionis dan Nazi.
Meski belakangan ia sempat menyatakan bahwa ia tidak bermaksud menyangkal peristiwa Holocaust, namun publikasi dan komentarnya tetap memunculkan pertanyaan soal posisinya.
Pernyataan terbaru Abbas dinilai kontraproduktif terhadap upaya diplomatik Palestina, terutama dalam memperjuangkan dukungan global untuk solusi dua negara.
Kritikus menyebut langkah Abbas justru memperkuat posisi Israel di kancah internasional dan melemahkan simpati global terhadap penderitaan rakyat Palestina.
Diplomasi dan komunikasi yang hati-hati dinilai sangat penting dalam menjaga narasi perjuangan yang kuat dan beradab.
Dalam kondisi politik yang semakin kompleks, komentar seperti ini dianggap bisa membawa dampak negatif yang luas terhadap perjuangan Palestina di masa depan.
Editor: 91224 R-ID Elok