Repelita Jakarta - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto kembali dihadapkan pada gelombang pengunduran diri pejabat tinggi.
Setelah Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro mundur pada Februari, kini giliran Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, yang menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Presiden.
Hasan mengumumkan keputusannya melalui video yang diunggah kanal Total Politik pada Selasa, 29 April 2025.
Dalam video tersebut, ia menyampaikan bahwa surat pengunduran dirinya dikirimkan kepada Presiden melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
“Pada hari ini, 21 April 2025, sepertinya saat itu sudah tiba, surat pengunduran diri saya tandatangani dan saya kirimkan kepada Presiden lewat dua kawan baik saya. Mensesneg dan Seskab,” kata Hasan.
Hasan menjelaskan bahwa alasan ia mengundurkan diri adalah karena merasa tidak mampu lagi menghadapi situasi yang terjadi.
"Kalau ada persoalan yang sudah di luar kemampuan saya, maka tidak perlu ribut-ribut, tidak perlu heboh-heboh, kita pun harus tahu diri dan kemudian mengambil keputusan untuk menepi," ujarnya.
Keputusan Hasan mundur tidak bisa dilepaskan dari kontroversi pernyataannya terkait teror terhadap redaksi Tempo.
Teror itu meliputi kiriman kepala babi tanpa telinga, bangkai tikus, dan serangan digital terhadap jurnalis Francisca Christy Rosana atau Cica.
Namun, saat dimintai komentar, Hasan justru memberikan tanggapan yang dianggap tidak peka.
"Sudah dimasak saja," kata Hasan di Kompleks Istana Kepresidenan pada 21 Maret 2025.
Komentar tersebut ia sampaikan setelah menilai unggahan Cica di media sosial sebagai lelucon.
Menurutnya, unggahan itu menunjukkan bahwa korban tidak merasa terancam.
Pernyataan tersebut menuai kecaman publik, termasuk dari Presiden Prabowo.
Dalam wawancara di Hambalang pada 6 April 2025, Prabowo menyebut bahwa ucapan Hasan merupakan tindakan “teledor” dan “keliru.”
“Saya kira beliau menyesal,” kata Presiden.
Sebelumnya, Satryo Soemantri Brodjonegoro juga mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi pada 19 Februari 2025.
Satryo menyatakan telah menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Kementerian Sekretariat Negara.
"Ya saya lebih baik mundur daripada diberhentikan," katanya saat ditemui di kantornya.
Satryo menjelaskan bahwa kinerjanya tidak sesuai dengan ekspektasi pemerintah.
Ia merasa bahwa meskipun telah bekerja keras, keputusan untuk mundur adalah pilihan yang tepat.
Pada hari yang sama, Presiden langsung melantik Brian Yuliarto, Guru Besar dari ITB, sebagai pengganti Satryo.
Pelantikan dilangsungkan di Istana Negara dengan dihadiri oleh sebagian besar anggota kabinet.
Namun, Satryo tidak tampak hadir dalam prosesi tersebut.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok