Repelita Jakarta - Pakar forensik digital Rismon Sianipar mengungkap temuan terkait laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang mencatat adanya pinjaman mencapai belasan miliar rupiah di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Temuan ini diungkap di tengah meningkatnya perbincangan tentang keaslian ijazah mantan Presiden Joko Widodo.
Sekretaris Pimpinan Indonesia Audit Watch (IAW), Iskandar Sitorus, menjelaskan bahwa BPK menemukan sejumlah kejanggalan yang menunjukkan lemahnya pengelolaan di UGM.
Dalam laporan BPK selama sepuluh tahun terakhir, ditemukan masalah serius termasuk pengadaan barang dan jasa.
Salah satu temuan berupa pembayaran berlebih yang mengindikasikan potensi kerugian negara.
Dana yang dibayarkan lebih tersebut tidak dikembalikan ke kas rektorat.
BPK juga mencatat terdapat 727 rekening bank yang dibuka tanpa persetujuan rektorat, termasuk 159 rekening atas nama individu.
Iskandar menegaskan bahwa pelanggaran aturan oleh institusi pendidikan seperti ini tidak dapat dibiarkan.
Temuan paling mencolok adalah pinjaman sebesar Rp14,87 miliar yang dilakukan pejabat kampus tanpa prosedur yang benar.
Pinjaman tersebut diambil langsung dari universitas tanpa mengikuti mekanisme yang semestinya.
Iskandar menilai kondisi ini wajar memicu pertanyaan publik tentang keabsahan ijazah Presiden Jokowi.
Dia menyarankan agar UGM bersikap transparan kepada masyarakat mengenai temuan BPK tersebut.
Keterbukaan dinilai penting untuk memperbaiki tata kelola dan memulihkan kepercayaan publik.
Iskandar juga menilai dinamika soal ijazah Jokowi bisa menjadi pelajaran penting bagi BPK dalam menghadapi kasus serupa di masa depan.
Editor: 91224 R-ID Elok