Repelita, Jakarta 18 Desember 2024 - Gempa berkekuatan 7,3 magnitudo mengguncang Vanuatu, menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai lebih dari 200 lainnya. Federasi Palang Merah Internasional melaporkan bahwa gempa ini juga menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur rumah sakit, perumahan, dan cadangan air.
Pemerintah Australia menyatakan akan segera mengirimkan bantuan ke Vanuatu untuk membantu pemulihan pasca-bencana. Wakil Perdana Menteri Australia, Richard Marles, menyebut bantuan mulai dikirim pada Rabu pagi untuk menilai tingkat kerusakan dan memulai upaya rekonstruksi.
“Kita berbicara tentang negara-negara dengan infrastruktur yang sudah rapuh sejak awal, sehingga tantangan dalam situasi seperti ini sangatlah besar,” kata Marles.
Gempa yang berpusat sekitar 30 kilometer dari ibu kota Vanuatu, Port Vila, ini dilaporkan oleh Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) memiliki kedalaman 57,1 kilometer. Namun, Pusat Peringatan Tsunami Pasifik memperkirakan kedalaman gempa hanya sekitar 9,6 kilometer.
Akibat guncangan, Kedutaan Besar AS di Port Vila mengalami kerusakan berat dan sementara waktu ditutup. Kerusakan juga terjadi pada lantai dasar gedung yang ditempati Kedutaan Prancis di lokasi yang sama.
Sementara itu, pemerintah Vanuatu belum mengeluarkan pernyataan resmi karena situs web resmi negara tersebut tidak dapat diakses pasca-gempa.
Gempa ini sebelumnya memicu peringatan tsunami di sepanjang pesisir Vanuatu, Fiji, Tuvalu, dan Kepulauan Solomon. Meski begitu, Pusat Peringatan Tsunami Pasifik menyatakan ancaman tsunami telah berlalu, meskipun ada potensi fluktuasi kecil pada permukaan laut.
Vanuatu, negara kepulauan yang dihuni sekitar 330.000 penduduk, dikenal sebagai salah satu destinasi wisata populer di Pasifik. Negara ini sering mengalami gempa bumi karena letaknya di kawasan aktif seismik dunia, yaitu lempeng Australia bagian timur.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok