
Repelita Tokyo - Gempa bumi dahsyat magnitudo 7,5 mengguncang wilayah timur laut Jepang pada Senin malam pukul 23.15 waktu setempat, memicu peringatan tsunami dan kerusakan signifikan termasuk runtuhnya lantai mal di Hachinohe, Prefektur Aomori.
Pusat gempa berada 80 kilometer lepas pantai Aomori dengan kedalaman 54 kilometer, menyebabkan guncangan intensitas “6 atas” di skala seismik Jepang, terutama di kota Hachinohe.
Badan Meteorologi Jepang awalnya memprediksi gelombang tsunami hingga 3 meter di pantai Hokkaido, Aomori, dan Iwate, meskipun yang terpantau hanya 20-70 sentimeter di pelabuhan setempat.
Sekitar 90.000 warga mengungsi sementara, sementara layanan kereta East Japan Railway dihentikan untuk pemeriksaan keamanan dan pasokan listrik terganggu di ratusan rumah.
Kerusakan ringan meliputi retak jalan yang terbelah, dinding bangunan jebol, kaca jendela pecah, perabot roboh, serta batu nisan bergeser di pemakaman.
“Sampai saat ini, saya mendengar ada tujuh orang yang terluka,” ujar Perdana Menteri Sanae Takaichi.
Pemerintah menurunkan peringatan tsunami menjadi status siaga setelah risiko banjir menurun, dengan tim darurat dibentuk untuk menilai kerusakan.
Perusahaan listrik Tohoku Electric Power dan Hokkaido Electric Power memastikan semua pembangkit nuklir aman, termasuk Fukushima, tanpa pelepasan air radioaktif.
Gempa ini mengingatkan pada bencana 2011 magnitudo 9,0 yang menewaskan hampir 20.000 orang, sehingga otoritas memperingatkan aftershock dan potensi mega-gempa hingga magnitudo 9 dengan tsunami 30 meter dan korban hingga 199.000 jiwa.
Hingga Selasa petang, tidak ada korban jiwa dilaporkan meskipun beberapa warga mengalami luka ringan akibat pecahan kaca dan barang jatuh di hotel dan fasilitas umum.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

