Repelita Jakarta - Rismon Sianipar masih meragukan keaslian ijazah Presiden Joko Widodo meski Bareskrim Polri telah mengumumkan hasil penyelidikan yang menyatakan ijazah tersebut asli.
Dia menantang pihak kepolisian untuk melakukan pengujian ulang di laboratorium independen luar negeri.
Rismon bahkan bersedia membiayai proses pengujian tersebut sebagai bentuk keyakinannya bahwa hasil temuan Bareskrim belum meyakinkan.
Menurutnya, dalam dunia ilmu pengetahuan, temuan harus dapat diuji ulang oleh pihak lain agar keabsahan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Dia menegaskan bahwa kebenaran ilmiah tidak bersifat mutlak dan tidak hanya milik satu pihak saja.
Rismon menilai, pengecekan ulang ini penting agar kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian dapat meningkat.
Salah satu keraguannya muncul dari penemuan terkait teknologi cetak skripsi Jokowi.
Menurut Rismon, teknologi cetak yang digunakan pada skripsi Jokowi tidak sesuai dengan teknologi yang tersedia pada era 1980-an saat Jokowi menyelesaikan studi.
Dia membandingkan dengan skripsi lain dari tahun yang sama yang menggunakan teknologi cetak yang berbeda.
Rismon percaya skripsi tersebut dibuat jauh kemudian, sekitar tahun 2004, saat teknologi Windows XP sudah ada.
Dia juga meragukan kesimpulan Bareskrim yang menyatakan skripsi dicetak dengan teknik hand press.
Menurutnya, tanda titik dan susunan font pada skripsi Jokowi terlalu rapi dan rapat untuk ukuran teknik cetak pada 1980-an.
Rismon menilai cetakan dengan hand press seharusnya menghasilkan font yang kurang rapi dan terlihat bercampur dengan tekstur kertas.
Sementara pada skripsi Jokowi, hasil cetak sangat halus dan rapi sehingga menurutnya tidak mungkin menggunakan teknik tersebut.
Di sisi lain, Polri melalui Bareskrim mengungkapkan bahwa ijazah Jokowi telah diuji dengan melibatkan laboratorium forensik, ahli, dan saksi dari UGM.
Uji banding dilakukan terhadap ijazah Jokowi dan tiga ijazah lain milik rekan seangkatan yang lulus pada tahun sama.
Hasil pemeriksaan menyatakan semua elemen ijazah, termasuk kertas, tulisan, dan map penyimpanan, identik dan asli.
Map penyimpanan ijazah Jokowi bahkan ditemukan dalam kondisi sudah kusam, yang menguatkan keaslian dokumen tersebut.
Bareskrim memastikan tidak ada indikasi pemalsuan setelah melakukan berbagai klarifikasi dengan pihak terkait, termasuk universitas.
Pengecekan meliputi bahan kertas, pengaman kertas, tinta tulisan tangan, cap stempel, dan tinta tanda tangan pejabat universitas.
Semua bukti tersebut menunjukkan bahwa ijazah Jokowi berasal dari satu sumber yang sama dengan ijazah resmi rekan-rekannya.
Polri menegaskan hasil penyelidikan ini menepis dugaan ijazah palsu yang sempat mencuat dan dilaporkan oleh sejumlah pihak.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok