Repelita Jakarta – Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, memberikan respons terhadap usulan Dedi Mulyadi, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, yang menyarankan agar anak-anak nakal dikirim ke barak TNI sebagai bentuk pembinaan.
Sjafrie menyatakan bahwa ide tersebut bisa saja diterima, dengan catatan ada prosedur dan aturan yang jelas dalam pelaksanaannya. Menurutnya, jika ide itu dimaksudkan untuk memberikan pembinaan karakter kepada generasi muda, maka itu bisa dijadikan pertimbangan.
Namun, hal ini juga harus dilihat dari sisi legalitas dan pelaksanaan yang sesuai dengan norma yang berlaku.
Menteri Pertahanan itu juga menegaskan bahwa pembinaan generasi muda adalah hal yang sangat penting, namun harus dilakukan dengan cara yang tepat dan tidak melanggar hak asasi manusia. Ia mengingatkan bahwa tidak semua tindakan pembinaan dapat dilakukan dengan cara yang kontroversial.
Sementara itu, Dedi Mulyadi sendiri menjelaskan bahwa tujuannya adalah untuk memberikan pendidikan kedisiplinan yang lebih ketat kepada anak-anak yang sering terlibat dalam masalah. Ia meyakini bahwa dengan diberikan pelatihan kedisiplinan ala militer, anak-anak tersebut bisa kembali ke jalur yang benar dan memiliki masa depan yang lebih baik.
Tanggapan ini menarik perhatian berbagai pihak, terutama yang berkaitan dengan hak-hak anak dan bagaimana negara seharusnya menangani kasus anak yang bermasalah. Beberapa kalangan menilai ide tersebut kontroversial, sementara yang lainnya mendukungnya sebagai upaya untuk mendisiplinkan generasi muda.
Meski demikian, bagi pihak yang mendukung, pendekatan ini masih harus dibicarakan lebih lanjut dengan mempertimbangkan dampak jangka panjangnya terhadap mental dan perkembangan anak. Semua pihak diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk menyelesaikan masalah sosial yang ada.
Editor: 91224 R-ID Elok