Repelita Jakarta - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali mencuri perhatian publik dengan mengunggah video monolog berdurasi enam menit di kanal YouTube pribadinya.
Dalam video tersebut, Gibran membahas pentingnya memanfaatkan bonus demografi yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada tahun 2030 hingga 2045.
Ia menyatakan bahwa Indonesia saat ini berada dalam momen yang sangat menentukan di tengah tantangan global, seperti perang dagang, ketegangan geopolitik, dan perubahan iklim.
Menurut Gibran, Indonesia sebagai negara besar harus tumbuh dengan lincah dan adaptif.
Monolog ini memicu beragam reaksi dari publik.
Analis komunikasi politik, Hendri Satrio, memberikan catatan tajam terhadap langkah Gibran.
Menurutnya, meskipun monolog ini merupakan langkah positif, Gibran sebaiknya tidak berhenti di sini.
Hendri menyarankan agar Gibran melanjutkan monolognya dan membahas topik-topik lain yang menjadi perhatian masyarakat, seperti ketersediaan lapangan kerja, infrastruktur, dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Beberapa pihak menilai bahwa monolog Gibran hanya sebatas pencitraan semata.
Mereka berpendapat bahwa Gibran seharusnya lebih fokus pada penyelesaian permasalahan yang dihadapi masyarakat, seperti pengangguran dan ketimpangan sosial, daripada hanya berbicara tentang isu-isu besar tanpa tindakan nyata.
Di media sosial, seorang pengguna X menulis, "Bicara bonus demografi itu bagus, tapi rakyat juga ingin tahu langkah konkretnya apa. Jangan cuma monolog, tapi kosong."
Pengguna lainnya berkomentar, "Kalau berani, bahas juga IKN dan problem nyatanya. Biar nggak dikira cuma konten pencitraan."
Dengan adanya dorongan dari berbagai pihak, publik kini menanti kelanjutan dari monolog tersebut.
Langkah Gibran berikutnya dinilai penting untuk menunjukkan keseriusan dalam merespons aspirasi masyarakat.
Publik berharap Gibran tampil sebagai pemimpin muda yang tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak nyata.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok