Repelita, Jakarta - Menjelang enam bulan masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, pengamat politik Rocky Gerung menyampaikan evaluasi kritis terhadap dinamika dalam kabinet.
Dalam pernyataannya yang disampaikan melalui kanal YouTube miliknya, Rocky menilai bahwa meskipun Presiden Prabowo memiliki arah dan visi pembangunan yang jelas, jajaran kabinet dinilai belum mampu menerjemahkan arah tersebut secara efektif.
“Tentu bukan Prabowo nya yang tidak punya arah, tetapi kelihatannya kabinetnya tidak bisa memahami arah presiden. Saya kira itu paradoksnya,” gamblangnya dilansir Bisnis Bandung, dari youtube Rocky Gerung Official, Sabtu (19/4).
Menurut Rocky, masa 100 hari pertama pemerintahan memang lazim dijadikan tolok ukur awal untuk menilai arah dan harapan sebuah rezim.
Namun, hingga hampir 200 hari berlalu, ia menilai belum terlihat konsistensi atau kesatuan langkah antara presiden dan menteri-menterinya.
Hal ini dinilai menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan visi besar yang diusung oleh Prabowo.
Rocky menyampaikan bahwa visi Prabowo terlihat berpijak pada nilai-nilai sosialistik yang menempatkan penderitaan rakyat sebagai fokus utama.
Gagasan ini, menurutnya, merupakan kelanjutan dari amanat konstitusi yang berpihak pada pemberdayaan rakyat.
Namun, implementasi dari visi tersebut dinilai belum optimal akibat tersandera kepentingan politik partai dalam struktur kabinet.
Ia juga menyoroti karakter kabinet yang menurutnya merupakan hasil kompromi politik dari berbagai partai koalisi.
Dalam pandangan Rocky, kondisi ini membuat beberapa menteri lebih terfokus pada kepentingan partai dibanding menjalankan misi negara. Ia menggambarkan kabinet sebagai wadah yang berisiko dihuni oleh aktor-aktor yang mencari keuntungan politik atau ekonomi pribadi. Masalah ini, menurut Rocky Gerung, menjadi salah satu tantangan besar bagi Presiden Prabowo.***
Editor: 91224 R-ID Elok