Repelita, Jakarta 12 Desember 2024 - Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Islah Bahrawi, mengkritik keras metode ceramah yang dilakukan oleh Miftah Maulana atau Gus Miftah. Menurutnya, seorang pendakwah harus memiliki dasar ilmu agama yang kuat sebelum memberikan ceramah.
"Ceramah seperti yang dilakukan Gus Miftah ini, bagi saya pribadi, harus dikembalikan kepada persoalan keilmuan. Kalau merasa tidak berilmu, nggak usah ceramah agama," ujar Islah dalam sebuah tayangan televisi.
Islah juga mengingatkan agar para pendakwah berhenti memberikan ceramah tanpa pendekatan literatur yang mendalam. Menurutnya, pendekatan yang dangkal hanya akan merugikan kualitas dakwah di masyarakat. Ia menyoroti bahwa dalam beberapa kasus, pelafalan tajwid serta penerjemahan bahasa Arab oleh Gus Miftah kerap salah.
Ketika berbicara mengenai aspek ekonomi dalam dunia dakwah, Islah menilai bahwa fenomena pendakwah bertarif telah menciptakan industri tersendiri. "Ketika penceramah agama menjadikan ini ruang mata pencaharian, maka ada tarif-tarif yang dimainkan. Akibatnya, substansi dan kualitas sering kali dinomorduakan," kritiknya.
Islah bahkan menyebut pendakwah yang lebih menonjolkan kelucuan dalam ceramahnya lebih cocok disebut sebagai komedian. Ia khawatir, kesan yang tertinggal dari ceramah seperti itu hanya humor, tanpa ilmu yang membekas di hati jemaah.
"Penceramah agama yang sedang populer hari ini adalah stand-up comedian dengan cita rasa agama. Ketika mereka lucu, mereka ngetop. Ketika sudah ngetop, tarifnya mahal," pungkasnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok