Jakarta, 5 Desember 2024 – Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk memperbesar aset koperasi, yang saat ini masih tertinggal jauh dibandingkan dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah satu langkah yang ditempuh adalah mendorong koperasi untuk masuk ke sektor industri, agar dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi perekonomian.
Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Julianto menyebutkan bahwa total aset koperasi di Indonesia saat ini baru mencapai Rp 281 triliun, jauh lebih rendah dibandingkan dengan aset BUMN yang sudah mencapai Rp 9.000 triliun.
"Kami mendapat mandat dari Presiden Prabowo untuk memperbesar penguasaan aset koperasi, agar tidak terjadi ketimpangan. Targetnya, aset koperasi bisa berkembang menjadi Rp 500 triliun, dan secara bertahap mencapai Rp 1.000 triliun," ujar Ferry dalam wawancara khusus yang dilaksanakan pada Kamis (5/12).
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah berencana mendorong koperasi untuk bergerak ke sektor industri. Dengan masuknya koperasi ke sektor ini, diharapkan dapat mempercepat peningkatan nilai tambah dari usaha yang mereka jalankan.
Sebagai langkah awal, Kementerian Koperasi tengah menjalankan pilot project untuk mendirikan pabrik susu yang dikelola oleh koperasi peternak sapi perah. Ferry menjelaskan bahwa proyek ini juga merupakan respons terhadap insiden pembuangan susu di Boyolali, dimana susu dari peternak tidak dapat diserap oleh Industri Pengelola Susu (IPS).
"Karena itu, kami mendorong koperasi peternak sapi perah untuk memiliki pabrik susu. Ini adalah bagian dari upaya industrialisasi susu," jelas Ferry.
Untuk mendukung proyek ini, Kementerian Koperasi telah menyiapkan skema industrialisasi susu yang mencakup pembangunan pabrik susu oleh koperasi atau bahkan akuisisi pabrik susu yang sudah ada. Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) akan membantu dalam hal pembiayaan untuk mendukung skema ini.
"Pilot project ini sudah berjalan dan akan terus berkembang," ujar Ferry menutup penjelasan.(*)
Editor: Elok WA R-ID