
Jakarta, 5 Desember 2024 – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa insiden kebakaran yang terjadi di smelter tembaga Gresik pada Senin (14/10) lalu tidak dapat dijadikan alasan bagi PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk mendapatkan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga.
Bahlil menyampaikan, meskipun saat ini ada permasalahan teknis di smelter Freeport, ia menilai bahwa keberadaan insiden tersebut tidak seharusnya menjadi alasan untuk terus mengekspor bahan mentah tembaga.
"Sekarang di Freeport lagi ada trouble dikit di Asam Sulfatnya, kalau tidak salah. Mereka sedang mengajukan proposal untuk ekspor konsentrat. Saya bilang, tunggu dulu, harus kita bicara jelas. Berapa lama ini kerjanya?" ujar Bahlil dalam sambutannya pada acara Indonesia Mining Summit 2024 di Jakarta, Rabu (04/12).
Bahlil menambahkan bahwa ia khawatir, jika perpanjangan ekspor diberikan tanpa pengkajian yang mendalam, Freeport dapat terus mengekspor bahan mentah tembaga dengan alasan kerusakan pada smelter.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, menyatakan bahwa perusahaan memerlukan relaksasi ekspor konsentrat tembaga hingga smelter mereka kembali beroperasi. Tony menjelaskan bahwa insiden kebakaran yang terjadi pada smelter membuat operasional terhenti sementara, dan perusahaan membutuhkan fleksibilitas untuk ekspor hingga 2025.
"Tentu kami memerlukan fleksibilitas untuk bisa ekspor sampai dengan smelter itu beroperasi kembali," jelas Tony dalam acara yang sama.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, mengungkapkan bahwa kementeriannya telah menerima permintaan perpanjangan ekspor. Namun, pihaknya masih menunggu hasil dari tim investigasi terkait insiden kebakaran tersebut. Tri menambahkan, penyelidikan ini akan mengungkap apakah kebakaran tersebut disebabkan oleh kelalaian atau bukan.
Perlu diketahui, Freeport Indonesia (PTFI) yang dikelola oleh anak usahanya, PT Smelting, telah memiliki smelter tembaga terbesar di dunia dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan kemampuan menghasilkan 600.000 ton katoda tembaga per tahun. Total investasi untuk proyek smelter ini mencapai Rp 56 triliun.
Sebelumnya, pemerintah melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 6 Tahun 2024 telah memperpanjang izin ekspor konsentrat tembaga Freeport pada pertengahan Juni 2024 hingga 31 Desember 2024.(*)
Editor: Elok WA R-ID