
Repelita [Penjaringan] - Tanggul penahan rob di kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, kembali bocor parah sepanjang ratusan meter setelah konstruksi berusia satu dekade mengalami korosi dan penurunan tanah yang tidak pernah ditangani secara serius.
Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Utara Heria Suwandi mengakui bahwa celah besar pada sheet pile menjadi jalur utama masuknya air laut hingga merendam tujuh rukun tetangga di wilayah Penjaringan.
“Ada celah pada sheet pile yang menyebabkan air laut masuk ke belakang tanggul,” ujar Heria pada Sabtu, 6 Desember 2025.
Penanganan yang dilakukan hingga kini hanya bersifat sementara dengan menumpuk ratusan karung pasir serta menambal beton yang sudah berkarat, jauh dari solusi permanen yang dibutuhkan.
Tanggul sepanjang dua kilometer tersebut hanya mampu menahan tekanan sementara ketika muka air laut mencapai 2,65 meter, sementara kerusakan struktural sudah meluas hingga 500 meter.
Penyebab utama kegagalan ini adalah kombinasi korosi akibat paparan garam, kenaikan permukaan air laut, serta penurunan tanah yang terus berlangsung tanpa ada upaya penguatan memadai selama bertahun-tahun.
Pemerintah baru merencanakan perbaikan permanen menggunakan metode spun pile pada anggaran tahun 2026 dengan target penyelesaian 2027, artinya warga harus bertahan dua tahun lagi dengan kondisi tanggul yang semakin rapuh.
Warga setempat yang diwakili Ketua RT 15 Dewi menyatakan bahwa kondisi tanggul sudah memprihatinkan sudah berlangsung lama dan mereka hanya bisa pasrah menunggu perbaikan yang tak kunjung tiba.
Rembesan air laut kini rutin menggenangi rumah-rumah warga setiap pasang tertinggi, memaksa mereka hidup dalam ancaman banjir rob yang semakin sering dan ganas.
Situasi ini menjadi bukti nyata bahwa infrastruktur vital pesisir ibu kota dibiarkan menua tanpa perawatan rutin, sementara ancaman tenggelam Jakarta terus membesar dari hari ke hari.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

