Breaking Posts

10/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Tongkang 4.800 Kubik Kayu Terdampar di Lampung, Lalu Banjir Hanyutkan Ribuan Gelondongan: Jejak Pembantaian Hutan Sumatera Terbongkar

Sebelum Banjir Sumatera, Ada Tongkang Muatan Kayu 4.800 M3 dari Sumbar Terdampar di Pesisir Barat Lampung - Harian Waktu Lampung Online

Repelita Lampung - Sebuah kapal tongkang bernama Ronmas 69 terjebak di pantai Tanjung Setia dengan muatan kayu gelondongan jenis Kruing dan Meranti mencapai 4.800 meter kubik, menciptakan pemandangan mencurigakan yang memicu spekulasi luas tentang praktik eksploitasi hutan di wilayah Sumatera.

Insiden ini terjadi pada malam tanggal 5 November 2025, ketika kapal yang ditarik oleh tugboat Ronmas 68 gagal menavigasi cuaca buruk dan akhirnya terdampar di wilayah Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung.

Muatan kayu tersebut berasal dari Sikakap di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, dan ditujukan ke Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, Jawa Tengah, menurut keterangan resmi dari pihak berwenang setempat.

Hingga awal Desember 2025, kapal dan kar gonekannya masih tertahan di lokasi tersebut, dikelola oleh PT Bintang Ronmas Jakarta, sementara petugas kepolisian terus memantau situasi untuk memastikan keamanan dan kepatuhan aturan.

Peristiwa ini menjadi semakin mencolok ketika hanya beberapa minggu kemudian, pada akhir November 2025, banjir bandang melanda tiga provinsi di Sumatera yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, menghanyutkan ribuan batang kayu gelondongan ke sungai dan pantai.

Pemandangan kayu-kayu itu yang berserakan di pinggiran sungai hingga pesisir pantai Padang di Sumatera Barat langsung menarik perhatian masyarakat luas, memunculkan diskusi panas tentang keterkaitan antara penebangan hutan ilegal dengan peningkatan risiko bencana alam.

Fenomena tersebut sering dikaitkan dengan penurunan fungsi hutan sebagai penyerap air, akibat aktivitas deforestasi yang masif di daerah hulu, sehingga memperburuk luapan air hujan menjadi banjir dahsyat yang merusak infrastruktur dan perkampungan penduduk.

Kasatpolairud Polres Pesisir Barat, Iptu Hermanto, yang mendampingi Kapolres AKBP Bestiana, memberikan penjelasan detail pada tanggal 9 November 2025 mengenai rute perjalanan kapal yang dimulai dari pelabuhan asal di Sumatera Barat.

Meskipun belum ada bukti langsung yang menghubungkan muatan tongkang terdampar dengan kayu yang muncul saat banjir, kedua kejadian ini secara bersamaan menyoroti skala besar pengangkutan kayu dari kawasan hutan Sumatera yang kaya sumber daya alam.

Volume kayu yang mencapai ribuan meter kubik, baik yang terhenti di perairan Lampung maupun yang terbawa arus di daratan Sumatera, mencerminkan tingkat eksploitasi sumber daya hutan yang tinggi dan memerlukan pengawasan lebih ketat dari pemerintah.

Masyarakat kini semakin vokal menuntut transparansi dalam pengelolaan hutan, termasuk verifikasi legalitas kayu yang diekspor, agar praktik berkelanjutan dapat diterapkan untuk mencegah tragedi lingkungan serupa di masa depan.

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.id | All Right Reserved