
Repelita [Tapanuli Tengah] - Banjir bandang menerjang Kelurahan Lopian, Kecamatan Badirik, Kabupaten Tapanuli Tengah pada Selasa 25 November 2025 pagi sekitar pukul 09.00 WIB, menghanyutkan segala yang ada di depannya dalam hitungan menit.
Nenek Sri Syawal Tarihoran (71), pedagang makanan kecil, hanya sempat berteriak memanggil anaknya yang masih tertidur sebelum air setinggi leher masuk ke dalam rumah.
Awalnya hanya luapan kecil yang masih bisa disapu, namun tak lama kemudian gemuruh keras terdengar dari arah Sungai Lopian.
Air pekat lumpur bercampur gelondongan kayu berdiameter besar tiba-tiba menyergap, langsung menghantam dinding rumah dan menyapu semua barang di dalamnya.
Awalnya air, kemudian kayu-kayu sebesar ini. Barang-barang kita langsung keluar, cerita Sri sambil menunjukkan ukuran kayu raksasa yang nyaris menimbunnya hidup-hidup.
Bersama anaknya, ia berlari menyelamatkan diri ke tempat lebih tinggi sambil terus berdoa agar selamat dari hantaman kayu dan lumpur.
Seluruh harta benda lenyap dalam sekejap, mulai dari perabot, elektronik, pakaian, hingga stok beras dagangan hanyut terbawa arus deras.
Kini Sri dan anaknya hanya mengenakan pakaian yang melekat di badan saat kejadian, sementara semua kebutuhan sehari-hari bergantung pada bantuan keluarga.
Saya numpang di rumah saudara di atas. Beras dikasih keluarga.
Sepuluh hari berlalu, lumpur masih mengeras di lantai rumah dan tumpukan kayu gelondongan menghalangi akses jalan serta halaman.
Sri yang sudah sepuh hanya bisa berharap pemerintah segera mengirimkan alat berat untuk membersihkan puing serta bantuan kebutuhan pokok agar warga bisa mulai membangun kembali kehidupan.
Mudah-mudahan cepat ditangani, biar kita tenang. Saya orang tua. Bagaimana umur, memikirkan saja sudah sakit-sakit.
Hingga kini warga Kelurahan Lopian masih bergulat dengan sisa-sisa bencana tanpa kepastian kapan kehidupan normal bisa kembali.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

