Hujan Ekstrem Masih Mengintai Sumatera: Usai Siklon Senyar Reda, Ancaman Gelombang Rossby dan Siklon Koto Bakal Picu Banjir serta Longsor Lanjutan

 

Repelita Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengumumkan bahwa Siklon Tropis Senyar yang menjadi pemicu utama banjir bandang di Sumatera telah resmi melemah dan dinyatakan punah setelah bergerak menuju daratan Malaysia.

Sistem siklon tersebut kini hanya menyisakan kecepatan angin maksimum 25 knot dengan tekanan udara 1005 hPa dan terus menurun intensitasnya.

Meski siklon induk sudah lenyap, pengaruh sisa-sisa Senyar masih sangat kuat dan berbahaya bagi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, serta Riau dalam 24 jam ke depan.

BMKG memperingatkan potensi hujan lebat hingga ekstrem disertai angin kencang yang dapat memicu longsor susulan, banjir bandang baru, serta pohon tumbang di wilayah tersebut.

Curah hujan tertinggi tercatat di Aceh Utara mencapai 310,8 mm per hari, Medan 262,2 mm, Tapanuli Tengah 229,7 mm, dan Padang Pariaman 154 mm, angka yang masuk kategori luar biasa.

Kondisi ekstrem ini diperparah oleh aktivitas Gelombang Rossby Ekuator yang mendorong pembentukan awan hujan secara masif di satu wilayah tertentu.

Di perairan, sisa pengaruh Senyar masih menghasilkan gelombang tinggi 2,5 hingga 4 meter di Samudera Hindia barat Aceh hingga perairan Nias, sehingga nelayan diminta menunda melaut.

Sementara itu, BMKG juga memantau kemunculan Siklon Tropis Koto di Laut Cina Selatan yang meski belum mengarah langsung ke Indonesia, sudah memengaruhi cuaca di Kepulauan Riau dengan hujan sedang hingga lebat.

Gelombang tinggi hingga 4 meter juga diprediksi terjadi di perairan Karimata bagian utara, Laut Natuna Utara, serta jalur pelayaran Natuna, Anambas, Bintan, dan Lingga.

Situasi hidrometeorologi yang berlapis ini membuat Sumatera tetap dalam status siaga tinggi meskipun siklon utama telah hilang, dengan risiko bencana masih sangat besar dalam beberapa hari mendatang.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga