
Repelita Jakarta - Bencana banjir bandang beserta longsor yang menerpa wilayah Pulau Sumatera, khususnya di Aceh, Sumatera Utara, serta Sumatera Barat, telah memaksa ribuan penduduk meninggalkan hunian mereka dan menghadapi berbagai kesulitan mendesak.
Selain kerugian berupa harta benda yang tak terhitung jumlahnya, peristiwa alam ganas ini juga merenggut nyawa puluhan warga, dengan data terkini menunjukkan korban meninggal mencapai 104 orang secara keseluruhan di ketiga provinsi tersebut, sementara puluhan lainnya masih dalam upaya pencarian oleh tim penyelamat.
Pemerintah daerah di Aceh segera merespons dengan menerbitkan keputusan resminya mengenai penanganan darurat akibat dampak hidrometeorologi yang meluas, di mana sebagian besar kabupaten dan kota mengalami genangan air hingga longsor yang menghambat akses transportasi serta komunikasi.
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf yang lebih dikenal sebagai Mualem, menyatakan bahwa periode tanggap darurat ini akan berlangsung selama empat belas hari penuh, dimulai tepat pada 28 November hingga 11 Desember 2025, untuk memastikan alokasi sumber daya yang optimal dalam evakuasi dan pemulihan.
Situasi darurat serupa juga diterapkan di Sumatera Utara dan Sumatera Barat, di mana pimpinan provinsi masing-masing menetapkan masa tanggap selama empat belas hari ke depan guna mempercepat distribusi bantuan logistik, medis, serta dukungan teknis dari tingkat nasional.
Di Aceh saja, hampir seratus dua puluh ribu jiwa tercatat terdampak langsung oleh banjir yang merendam enam belas kabupaten dan kota, dengan lebih dari dua puluh ribu orang terpaksa bertahan di posko pengungsian sementara yang kini kekurangan fasilitas dasar seperti air bersih dan listrik.
Sementara itu, di Sumatera Utara, sekitar lima ribu warga mengungsi akibat longsor dan banjir yang melanda dua belas kabupaten sejak 21 November lalu, termasuk wilayah Tapanuli Tengah yang kini terisolasi total, sehingga upaya evakuasi bergantung pada perahu karet dan helikopter.
Sumatera Barat tidak luput dari amukan alam ini, dengan hampir dua belas ribu penduduk terdampak di berbagai kabupaten seperti Padang dan Agam, di mana infrastruktur jalan serta jembatan rusak parah, memicu kelangkaan pangan dan obat-obatan di kalangan korban.
Keprihatinan mendalam dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk tokoh publik nasional, tercermin melalui pesan-pesan solidaritas yang mereka bagikan di platform media sosial, menyerukan kesadaran kolektif untuk mendukung pemulihan wilayah yang terpuruk.
Aktris Nikita Willy, melalui unggahannya di Instagram pada Jumat 28 November 2025, menginisiasi kampanye pengumpulan dana untuk menyediakan kebutuhan mendesak bagi para pengungsi, dengan menekankan betapa krusialnya bantuan sederhana dalam situasi krisis seperti ini.
They really need us. Makanan, susu, popok, selimut hangat, pakaian bersih, obat-obatan. Hal-hal kecil buat kita, tapi bisa menyelamatkan mereka, tulis Nikita Willy dalam postingan tersebut.
Penyanyi Lyodra Ginting juga menyampaikan doa dan harapan keselamatan melalui akun Instagram-nya, khususnya untuk warga Sumatera Utara yang sedang berjuang melawan dampak banjir bandang, sambil mengingatkan pentingnya kehati-hatian di tengah cuaca ekstrem yang masih berlangsung.
Stay safe untuk seluruh teman-teman dimanapun berada, khususnya bagi yang berada di Sumatera Utara yang terdampak bencana banjir. Semoga senantias diberi perlindungan dan keamanan, demikian isi unggahan Lyodra yang menjadi inspirasi bagi banyak pengikutnya.
Sherina Munaf, dalam pesannya di Instagram, mengkritisi degradasi lingkungan sebagai faktor pemicu utama bencana ini, dengan menyoroti peran Pegunungan Bukit Barisan yang seharusnya berfungsi sebagai pelindung alami namun kini kehilangan daya serap air akibat eksploitasi berlebih.
Bukit Barisan yang seharusnya menjadi benteng alam dan spons raksasa telah kita telanjangi, tulis Sherina Munaf pada 28 November 2025, sambil mengajak audiens untuk merefleksikan pola pembangunan yang berkelanjutan.
Sementara itu, aktris Raline Shah berbagi pengalaman pribadinya saat terperangkap dalam banjir di Medan melalui Instagram, di mana ia menandai akun Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution untuk mendesak percepatan evakuasi dan penyelamatan bagi warga yang masih terjebak.
Pray for Sumatera, begitu caption singkat yang disertai Raline Shah pada unggahannya tanggal 28 November 2025, yang segera menuai respons luas dari netizen yang turut menyebarkan informasi bantuan darurat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

