Sengketa Tanah Masjid Taqy Malik Tuai Sorotan, Sunan Kalijaga Heran Julukan Ustaz untuk Mantan Menantu dan Soroti Penggunaan Dana Donasi

Repelita Bogor - Sengketa tanah yang melibatkan pendakwah sekaligus influencer agama, Taqy Malik, kini menjadi sorotan publik setelah dinyatakan wanprestasi oleh Pengadilan Negeri Bogor, Jawa Barat, pada Mei 2025.

Masjid Malikal Mulky yang dibangun oleh Taqy diketahui berdiri di atas delapan kavling tanah dan satu rumah mewah yang belum sepenuhnya dibayar.

Tanah dan bangunan tersebut dibeli dari seseorang bernama Sirhan dengan total nilai Rp9 miliar, namun Taqy baru membayar Rp2,2 miliar.

Pengadilan mengimbau agar Taqy segera mengosongkan lahan tersebut, kecuali rumah mewah yang telah dibayar sebagian.

Belakangan terungkap bahwa pembelian tanah dan rumah mewah tersebut menggunakan dana donasi dari umat yang digalang melalui platform Amalsoleh.com.

Meski begitu, bangunan tersebut diatasnamakan pribadi oleh Taqy, sehingga memicu kekecewaan dari para donatur.

Masjid yang dibangun pun terancam dibongkar akibat sengketa ini.

Mantan mertua Taqy, pengacara Sunan Kalijaga, turut angkat bicara terkait kasus tersebut.

Ia mengaku kecewa dan heran dengan tindakan mantan menantunya yang dinilai tidak mencerminkan ajaran agama.

Sunan menyindir julukan "ustaz" yang kerap disematkan kepada Taqy, dan mempertanyakan dasar keilmuan agama yang dimiliki.

Harapan saya sih untuk dia, karena dia kan juga masih muda. Semoga masih bisa berubah dari segala perbuatan yang tidak mencontohkan ilmu agama, ujar Sunan dalam wawancara di YouTube Intens Investigasi pada Sabtu, 11 Januari 2025.

Sunan juga menyoroti sikap Taqy yang dianggap playing victim dalam menghadapi proses hukum.

Ia meminta agar Taqy taat pada putusan pengadilan dan tidak melakukan manuver untuk menghindari tanggung jawab.

Apa yang ditetapkan gini dia harus mengosongkan (lahan) ya sudah ikut, taat. Jangan pakai manuver gini, pakai manuver gitu, ucap Sunan.

Dalam siniar YouTube dr. Richard Lee, MARS, pada Rabu, 8 Oktober 2025, Taqy mengakui bahwa dana sebesar Rp1 miliar dari Amalsoleh.com digunakan untuk membayar uang muka pembelian tanah.

Ia juga menyebutkan adanya campuran dana pribadi dari hasil lelang sepeda Brompton senilai Rp800 juta.

Dana itu yang Rp1 miliar (untuk DP pembelian tanah), memang betul dari Amal Soleh, ungkap Taqy.

Di satu sisi, kita juga harus (pikirin) buat nyicil, tambahnya, merujuk pada kewajiban cicilan bulanan sebesar Rp667 juta sesuai perjanjian cash tempo.

Richard Lee memperjelas bahwa pembayaran DP dilakukan dengan campuran dana umat dan dana pribadi Taqy.

Berarti ada campur dari dana umat Amal Soleh dan dana dari Mas Taqy ya, ucap Richard Lee.

Kasus ini menimbulkan pertanyaan publik mengenai transparansi penggunaan dana donasi dan integritas tokoh agama di ruang digital.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga