Repelita Jakarta - Pendakwah Sugi Nur Raharja atau Gus Nur menyampaikan pandangannya terkait kebijakan utang yang disebutnya meningkat selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial dan dikutip pada Selasa, 14 Oktober 2025, Gus Nur menyebut bahwa sejumlah proyek besar seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung, jalan tol, dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dibiayai melalui pinjaman luar negeri maupun dalam negeri.
Ia menyampaikan bahwa pemerintahan Jokowi selama sepuluh tahun terakhir telah melakukan banyak utang untuk membiayai proyek-proyek tersebut.
Gus Nur menyebut bahwa sebagian proyek yang dibiayai dengan utang belum memberikan hasil yang optimal bagi masyarakat.
Menurutnya, banyak proyek besar yang belum maksimal hasilnya dan perlu menjadi perhatian pemerintah ke depan.
Ia menambahkan bahwa sebagian proyek tersebut sudah mangkrak, rusak, dan meninggalkan beban utang yang masih ditanggung hingga saat ini.
Gus Nur menyoroti bahwa hampir seluruh pembangunan infrastruktur seperti jembatan, pelabuhan, dermaga, jalan tol, hingga ibu kota baru dibiayai dengan utang.
Ia menyampaikan keprihatinannya terhadap beban keuangan negara yang terus berlanjut akibat utang tersebut.
Lebih lanjut, Gus Nur menyoroti proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sebagai simbol beban keuangan yang diwariskan kepada pemerintahan berikutnya.
Ia juga menilai bahwa Menteri Keuangan saat ini menunjukkan sikap hati-hati dalam melanjutkan pembiayaan proyek tersebut.
Gus Nur menyebut bahwa Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa secara terang-terangan menolak membayar utang peninggalan pemerintahan sebelumnya dengan menggunakan APBN.
Ia menyampaikan bahwa isu utang ini menjadi sorotan publik setelah sebelumnya muncul isu ijazah.
Gus Nur yang pernah dipenjara karena kasus dugaan ijazah palsu Jokowi memberikan saran kepada para pendukung setia mantan presiden tersebut.
Ia menyebut bahwa para pendukung Jokowi, termasuk ormas dan individu yang membela mantan presiden, sebaiknya ikut menanggung utang yang ditinggalkan.
Gus Nur menyebut nama-nama seperti Andi Azwan dan lainnya sebagai pihak yang bisa menggalang donasi untuk menyelamatkan Jokowi dari beban utang.
Ia menyampaikan bahwa meskipun Jokowi sudah tidak lagi berkuasa, dampak dari kebijakan dan proyek yang dijalankan selama pemerintahannya masih dirasakan hingga kini.
Menurutnya, kerusakan yang ditimbulkan bisa berlangsung hingga puluhan tahun ke depan.
Gus Nur menutup pernyataannya dengan menyebut bahwa meskipun orangnya sudah tidak berkuasa, energi negatif dari kebijakan masa lalu masih terasa sampai sekarang.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok