Repelita Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan secara terbuka penilaiannya terhadap kualitas tim pengembang sistem Coretax dari LG. Ia menyebut bahwa kemampuan teknis programmer yang ditugaskan dalam proyek tersebut hanya setara dengan lulusan Sekolah Menengah Atas.
Pernyataan tersebut disampaikan Purbaya saat menjelaskan progres perbaikan sistem administrasi perpajakan Coretax yang terus mengalami gangguan sejak diluncurkan awal 2025. Proyek ini menghabiskan anggaran sebesar Rp1,228 triliun.
Komentarnya lucu deh, begitu mereka dapat source codenya, dilihat sama orang saya, dia bilang, wah ini programmer tingkat baru lulusan SMA. Jadi yang dikasih ke kita bukan orang jago-jagonya kelihatannya. Jadi ya Indonesia sering dikibuli asing. Begitu asing wah, apalagi K-pop, wah K-pop nih, tapi di bidang programmer beda ya, di K-pop, di film sama di nyanyi dan program beda, ujar Purbaya di Kompleks Kemenkeu, Jumat 24 Oktober 2025.
Konsorsium LG CNS–Qualysoft asal Korea Selatan ditetapkan sebagai pemenang tender pengadaan Coretax berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 549/KMK.03/2020 tanggal 1 Desember 2020. Pengumuman tersebut disampaikan oleh PT PricewaterhouseCoopers Consulting Indonesia selaku konsultan pengadaan.
Purbaya menilai bahwa kendala teknis yang menghambat performa Coretax tidak lepas dari kualitas sumber daya manusia yang ditugaskan oleh vendor. Ia menyayangkan bahwa Indonesia kerap tertipu oleh citra asing yang tidak sejalan dengan kualitas kerja.
Ia menjelaskan bahwa sebagian kode sistem Coretax masih dikendalikan oleh LG hingga akhir Desember 2025. Namun, tim hacker yang direkrut oleh Kementerian Keuangan kini justru membimbing tim LG dalam proses perbaikan sistem.
Sekarang mereka sudah lebih cepat, walaupun masih lambat, tapi mereka sudah kirim orang ke sini, dan di-guide oleh orang-orang kita, apa yang diperlukan, dan bagaimana betulnya diajarin juga tuh. Jadi orang sana gak pintar-pintar amat, tegasnya.
Setelah berhasil mengakses source code Coretax di level menengah, tim IT Kemenkeu melakukan analisis dan menemukan bahwa kualitas pemrograman sangat mengecewakan.
Komentarnya lucu deh, begitu mereka dapet source codenya, dilihat sama orang saya, dia bilang, wah ini programmer tingkat baru lulusan SMA, jadi yang dikasih ke kita bukan orang jago-jagonya kelihatannya, ulang Purbaya.
Ia memastikan bahwa kemampuan ahli siber dalam negeri justru lebih unggul. Sistem keamanan Coretax bahkan berhasil ditingkatkan dari skor 30 menjadi 95 plus dalam waktu singkat berkat kontribusi hacker lokal.
Anda jangan kira loh, orang Indonesia tuh hackernya jago-jago banget, di dunia juga ditakutin rupanya, ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Purbaya juga menyampaikan empat poin utama hasil evaluasi dan perbaikan sistem Coretax. Keempatnya meliputi penyelesaian masalah kritis, perbaikan aplikasi, peningkatan keamanan dan infrastruktur, serta pembenahan aspek non teknis.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

