Repelita Makassar - Penutupan dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Panakkukang, Makassar, berdampak langsung pada ribuan siswa yang kehilangan akses makanan bergizi dari pemerintah.
Sebanyak 3.569 murid dari dua belas sekolah tercatat tidak lagi menerima jatah makan harian setelah dapur MBG Panakkukang 02 dihentikan operasionalnya.
Kondisi ini memicu perdebatan publik mengenai efektivitas sistem distribusi MBG yang dinilai terlalu terpusat dan rentan gangguan.
Pegiat media sosial Jhon Sitorus menyampaikan bahwa penutupan satu dapur seharusnya tidak menyebabkan gangguan besar jika sistem penyebaran dapur MBG dilakukan secara merata.
Ia mengusulkan agar setiap sekolah memiliki dapur MBG sendiri, sehingga tidak bergantung pada satu titik layanan yang melayani banyak sekolah sekaligus.
Menurut Jhon, jika usulan tersebut diterapkan, maka polemik yang terus muncul belakangan ini dapat diminimalisir.
Ia menekankan bahwa MBG seharusnya berorientasi pada pemenuhan gizi, bukan menjadi proyek politik yang hanya menonjolkan angka dan anggaran.
Jhon menyampaikan bahwa persepsi publik terhadap MBG mulai bergeser karena pelaksanaannya dinilai lebih menonjolkan aspek proyek daripada pelayanan langsung kepada siswa.
Sementara itu, Koordinator Wilayah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Makassar, Abdillah Sattari, memberikan klarifikasi terkait penutupan dapur MBG Panakkukang.
Ia membantah isu mengenai pagu anggaran Rp6.500 per porsi yang disebut-sebut sebagai penyebab utama penutupan dapur.
Abdillah menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar dan tidak pernah ada pagu anggaran sebesar itu sebagaimana diklaim oleh mitra.
Ia menegaskan bahwa SPPG Panakkukang 02 mampu mempertanggungjawabkan makanan yang diberikan setiap hari kepada siswa dengan menu yang lengkap dan bergizi.
Abdillah menjelaskan bahwa penghentian operasional dapur MBG Panakkukang 02 murni disebabkan oleh ketidaksesuaian dengan prosedur operasional standar (SOP).
Ia menyampaikan bahwa tidak ada pengurangan biaya makan per porsi yang menjadi alasan penutupan dapur tersebut.
Penutupan dapur MBG ini kembali menyoroti pentingnya sistem distribusi yang tangguh dan berorientasi pada kebutuhan langsung siswa, bukan sekadar pelaksanaan proyek.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok