Skakmat! Komisaris Pelni Ungkap Sikap Pilih Kasih LSM dalam Menanggapi Kasus Kontroversial

 

Repelita Jakarta - Komisaris Independen PT Pelni, Kristia Budhyarto atau Dede, mengkritik sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan aktivis yang dianggapnya tidak konsisten dalam menyikapi kasus-kasus tertentu.

Menurut Dede, organisasi non-pemerintah ramai memberikan pernyataan ketika seorang mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) ditangkap polisi.

Namun, respons serupa tidak terlihat saat pelanggaran terjadi di lingkungan yang dekat dengan kelompok atau LSM tersebut.

Dede menilai para aktivis ini hanya peduli pada isu yang menguntungkan kelompok atau donatur mereka saja.

Ia menyebut mereka sebagai aktivis medioker yang hanya bersuara bila ada keuntungan, dan bungkam saat hal tersebut tidak menguntungkan.

Beberapa waktu lalu, jagat media sosial heboh setelah informasi tentang penangkapan mahasiswi ITB berinisial SSS yang viral di platform X.

Mahasiswi tersebut diamankan oleh tim Bareskrim Polri terkait unggahan meme kontroversial yang menampilkan gambar Presiden Joko Widodo dan Presiden Prabowo Subianto berciuman.

Gambar ini mendapat sorotan karena dianggap melanggar etika dan kesusilaan.

Pihak kepolisian membenarkan bahwa SSS sudah ditetapkan sebagai tersangka dan dikenai pasal dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Pasal yang dikenakan berkaitan dengan penyebaran konten bermuatan pelanggaran kesusilaan serta pemalsuan informasi elektronik.

Kasus ini memicu perdebatan di masyarakat, terutama soal kebebasan berekspresi dan batasan hukum di dunia digital.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga