Repelita Jakarta - Presiden Prabowo Subianto kembali menyoroti pentingnya pemenuhan gizi bagi anak-anak Indonesia melalui program unggulannya, Makan Bergizi Gratis.
Program tersebut disampaikan bertepatan dengan peringatan Hari Buruh pada 1 Mei 2025.
Namun, program ini justru memunculkan kekhawatiran dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
Komisioner KPAI bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Anak, Jasra Putra, menilai bahwa program ini menyisakan persoalan baru.
Dalam beberapa bulan terakhir, muncul kasus berulang terkait keracunan makanan yang dikonsumsi siswa dari paket MBG.
Program ini mulai diterapkan sejak 6 Januari 2025 di sejumlah daerah, antara lain Jakarta, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat.
Namun, KPAI mencatat sebanyak 320 siswa dari 10 wilayah berbeda mengalami gejala keracunan.
Wilayah tersebut meliputi Cianjur, Sukoharjo, Batang, Semarang, Pandeglang, Empat Lawang, Kupang, Sumba Timur, Bombana, dan Nunukan.
Jasra menegaskan bahwa kasus-kasus tersebut memberi dampak negatif terhadap kegiatan belajar siswa.
Ia menyebut insiden ini juga mengganggu kesejahteraan anak yang seharusnya dijaga dengan adanya program tersebut.
Salah satu kejadian terbaru terjadi di Kota Bandung pada 29 April 2025.
Sebanyak 342 siswa SMP Negeri 35 mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi paket MBG.
Gejala yang dialami siswa antara lain diare, sakit perut, muntah, pusing, dan demam.
Gejala tersebut muncul dalam waktu 30 menit hingga delapan jam setelah makan siang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian, mengatakan bahwa investigasi langsung dilakukan oleh pihaknya.
Langkah awal yang diambil adalah pengambilan sampel makanan untuk diuji laboratorium.
Anhar menyebut tidak ada siswa yang perlu dirawat di rumah sakit.
Namun, pemantauan tetap dilakukan melalui puskesmas di wilayah masing-masing.
Sebagai bentuk tindak lanjut, produksi makanan dari dapur penyedia MBG dihentikan sementara.
Pemeriksaan menyeluruh dilakukan terhadap standar kebersihan, sanitasi, dan pelatihan para pekerja dapur.
Pihak Dinas Kesehatan juga meminta seluruh puskesmas memantau dapur-dapur MBG di wilayahnya.
Khususnya setelah libur Lebaran karena jumlah penyedia dapur meningkat secara signifikan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok