Repelita Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menyoroti besarnya potensi kekayaan Indonesia yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Dalam pidatonya, Prabowo menyatakan bahwa meskipun Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, banyak di antaranya yang hilang akibat praktik korupsi dan kebocoran anggaran.
Pernyataan tersebut mendapat tanggapan dari Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Didik Mukrianto.
Didik menekankan bahwa pemberantasan korupsi harus dilakukan secara sistemik dan menyeluruh.
Menurutnya, pendekatan yang hanya mengandalkan penindakan terhadap individu tidak akan cukup untuk memberantas akar masalah korupsi yang telah mengakar dalam sistem pemerintahan.
Didik juga menyoroti pentingnya komitmen politik yang kuat dari pemerintah untuk menciptakan sistem yang transparan dan akuntabel.
Ia menilai bahwa tanpa adanya political will yang tegas, upaya pemberantasan korupsi akan sulit mencapai hasil yang maksimal.
Sementara itu, Prabowo dalam pidatonya juga menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan mentoleransi praktik korupsi dan akan mengambil langkah tegas terhadap aparat negara yang terlibat dalam tindak pidana korupsi.
Ia menyatakan bahwa pemberantasan korupsi merupakan prioritas utama dalam kepemimpinannya.
Namun, beberapa pengamat menilai bahwa meskipun komitmen politik dari pemerintah sudah ada, tantangan terbesar terletak pada implementasi kebijakan dan pengawasan yang efektif.
Mereka mengingatkan bahwa korupsi bukan hanya masalah individu, tetapi juga merupakan masalah sistemik yang memerlukan reformasi struktural dalam birokrasi dan lembaga penegak hukum.
Dengan demikian, meskipun langkah-langkah tegas telah diambil, keberhasilan pemberantasan korupsi di Indonesia sangat bergantung pada konsistensi dan keberlanjutan dalam implementasi kebijakan serta partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat.
Editor: 91224 R-ID Elok