Repelita Jakarta - Pegiat media sosial Alifurrahman mengkritisi mutasi yang memindahkan Letjen TNI Kunto Arief Wibowo dari jabatannya sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkoopsgabwilhan I) menjadi Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (Stafsus Kasad).
Menurut Alifurrahman, keputusan mutasi tersebut sangat tidak wajar dan menimbulkan keraguan besar terkait motif yang mendasarinya.
Meskipun akhirnya dibatalkan, Alifurrahman tetap menilai bahwa langkah tersebut bisa menciptakan ketidakpercayaan di kalangan internal militer dan masyarakat.
Ia menyatakan bahwa kebijakan semacam ini, yang tidak dijelaskan secara logis dan transparan, dapat merusak kredibilitas TNI dan menambah kecemasan di kalangan masyarakat yang mengamati isu-isu pertahanan.
"Mutasi ini sangat tidak masuk akal dan tidak bisa diterima," ujar Alifurrahman saat diwawancara dalam Youtube Seword TV pada Minggu (4/5).
Posisi Pangkoopsgabwilhan I yang mengawasi pasukan lintas matra di wilayah vital, seperti Jakarta dan Sumatera, dianggap strategis. Oleh karena itu, memindahkan Letjen Kunto ke posisi Stafsus dinilai sebagai penurunan jabatan yang sangat mencurigakan.
Alifurrahman menambahkan bahwa mutasi semacam itu biasanya dilakukan apabila ada pelanggaran serius atau kesalahan besar yang dilakukan oleh pejabat terkait.
Namun, menurut pantauan dan informasi yang diterima, tidak ada indikasi bahwa Letjen Kunto terlibat dalam tindakan yang menyimpang.
Ia juga menyoroti bahwa kinerja Letjen Kunto selama beberapa bulan terakhir tetap baik dan tidak menimbulkan kontroversi.
Wacana mutasi tersebut juga muncul di tengah dinamika forum purnawirawan TNI yang melibatkan ayah Letjen Kunto, Jenderal (Purn) Tri Sutrisno, yang sebelumnya sempat mendorong pergantian Wakil Presiden serta menteri-menteri yang pro terhadap Presiden Jokowi.
Alifurrahman menilai jika keputusan mutasi ini dipengaruhi oleh sikap sang ayah, maka itu sangat tidak adil dan merusak profesionalitas Letjen Kunto, yang telah berprestasi atas dasar kemampuannya sendiri.
Selain itu, adanya informasi bahwa posisi Pangkoopsgabwilhan I akan diisi oleh mantan ajudan Presiden Jokowi menambah kecurigaan publik mengenai adanya motif politis di balik mutasi tersebut.
Menurut Alifurrahman, hal ini bisa memunculkan persepsi bahwa kelompok yang dekat dengan Presiden Jokowi sedang mengonsolidasikan kekuatan di posisi-posisi strategis militer.
Editor: 91224 R-ID Elok