Repelita Jakarta - Kisruh antara Hercules dan sejumlah purnawirawan TNI terus memanas.
Kini situasi tersebut ikut menyeret nama mantan Kepala Badan Intelijen Negara tahun 2001 hingga 2004, AM Hendropriyono.
Hendropriyono secara terbuka menunjukkan sikap membela Hercules.
Ia bahkan tidak setuju jika Hercules hanya disebut sebagai mantan preman Tanah Abang.
Sebaliknya, ia menilai Hercules adalah sosok yang memiliki kontribusi besar bagi bangsa.
Dalam keterangannya, Hendropriyono mengungkapkan peran Hercules ketika konflik di Timor Timur.
Saat itu, Hercules menjadi Tenaga Bantuan Operasi atau TBO yang bertugas mendampingi prajurit TNI dalam berbagai operasi.
Menurut Hendropriyono, Hercules adalah anak bangsa yang ikut berjuang untuk Indonesia.
“Dia dulu juga sebagai TBO, kemudian partisan, itu ikut bahu-membahu bersama kita melaksanakan tugas negara.
Waktu itu di Timor Timur yang sekarang menjadi Timor Leste,” kata Hendropriyono.
Ia menyebut, saat konflik makin panas dan Timor Leste menjadi negara merdeka, Hercules justru memilih tetap setia pada Republik Indonesia.
Hercules pun mengalami luka-luka berat yang membuatnya kehilangan satu kaki, satu tangan, dan satu matanya.
“Di medan pertempuran, itu tercatat banyak juga jasa dia yang sampai kakinya buntung, dia kan orang berkaki buntung satu, tangannya juga satu, matanya juga satu,” lanjut Hendropriyono.
Hendropriyono menilai Hercules menjadi preman bukan karena pilihan hidup, melainkan karena kondisi sosial yang memaksanya bertahan.
“Kalau dia bisa milih, dia tidak akan menjadi preman.
Tapi dia menjadi preman karena tidak ada orang yang mau terima dia kerja dengan kaki buntung, tangan buntung dan mata satu yang sehat.
Mungkin tidak ada jalan lain kecuali jalan preman.
Itu kan yang harus kita lihat,” jelasnya.
Meski begitu, Hendropriyono berharap Hercules bisa memperbaiki diri dan juga organisasinya.
Ia juga menyoroti pentingnya melihat masalah ini dari kacamata sosial yang lebih luas.
“Kita ajarkan bagaimana caranya merubah diri.
Dia juga kan sudah minta maaf ya kalau saya enggak keliru.
Saya rasa dia harus memperbaiki diri dan kita juga berkaca diri mengapa hal ini bisa terjadi.
Kembali ke kita saja,” tegasnya.
Sebelumnya, Hercules yang menjabat sebagai Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) terlibat konflik dengan Sutiyoso dan Gatot Nurmantyo.
Hercules merasa tersinggung oleh pernyataan Sutiyoso yang menyinggung soal ormas dan premanisme.
Dalam responsnya, Hercules menyebut Sutiyoso sudah bau tanah dan akan segera dipanggil yang maha kuasa.
“Kayak Pak Sutiyoso, ngapain?
Pak Sutiyoso itu sudah lah, enggak usah nyinggung-nyinggung ormas.
Sudahlah, kalau saya bilang, mulutnya sudah bau tanah.
Nggak usah nyinggung-nyinggung kita,” ujar Hercules.
Namun belakangan, Hercules telah menyampaikan permintaan maaf kepada Sutiyoso atas ucapannya itu.
Konflik dengan Gatot Nurmantyo justru berlanjut dan semakin panas.
Hercules mengaku tidak mengerti mengapa Gatot begitu tersinggung padahal dirinya tidak pernah menyebut nama sang jenderal.
Gatot sebelumnya menyebut Hercules sebagai preman berbaju ormas.
Pernyataan itu membuat Hercules bereaksi keras.
“Saudara Gatot Nurmantyo, saya tidak takut sama Anda.
Saya tidak menghargai Anda.
Pak Sutiyoso kayaknya diam-diam saja.
Pak Gatot kok kayak kebakaran jenggot,” kata Hercules dalam pernyataannya.
Menurut Hercules, seharusnya Gatot tidak perlu merasa tersinggung jika memang tidak disebut secara langsung.
Konflik antar tokoh ini pun masih terus menjadi sorotan publik.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok