Repelita Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, menilai bahwa pembatalan mutasi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo menunjukkan adanya pengaruh politik dalam tubuh TNI.
Menurutnya, keputusan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto yang membatalkan mutasi tersebut mencerminkan bahwa TNI terlalu mudah dipengaruhi oleh urusan politik.
Ia menekankan bahwa mutasi perwira tinggi seharusnya tidak dipengaruhi oleh opini masyarakat sipil atau tekanan politik, melainkan didasarkan pada kebutuhan organisasi dan profesionalisme.
TB Hasanuddin juga menduga bahwa keputusan mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo sebelumnya mungkin merupakan arahan dari Presiden ke-7 Joko Widodo, mengingat adanya nama mantan ajudan Presiden Jokowi yang disebut-sebut sebagai pengganti Letjen Kunto.
Ia menilai bahwa hal tersebut menunjukkan adanya campur tangan dari Presiden sebelumnya dalam proses mutasi tersebut.
Sementara itu, pengamat politik dan militer, Rocky Gerung, berpendapat bahwa kerusuhan di media sosial akibat mutasi tersebut mungkin menjadi alasan bagi Presiden Prabowo Subianto untuk memulihkan posisi Letjen Kunto Arief Wibowo.
Ia menilai bahwa keputusan tersebut mencerminkan adanya respons terhadap dinamika politik yang berkembang di masyarakat.
Dengan pembatalan mutasi ini, Letjen Kunto Arief Wibowo tetap menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I.
Kariernya yang cemerlang dan pengalamannya dalam berbagai penugasan strategis di TNI menjadikannya salah satu calon potensial untuk posisi-posisi penting di masa depan, termasuk sebagai Panglima TNI.
Repelita Online akan terus memantau perkembangan lebih lanjut terkait dinamika mutasi dan rotasi jabatan perwira tinggi TNI, serta implikasinya terhadap stabilitas dan profesionalisme institusi militer Indonesia. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok
