Repelita Jakarta - Peneliti senior dari Citra Institute, Efriza, menilai Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, melakukan kesalahan besar dengan ikut berkomentar soal polemik ijazah Presiden Joko Widodo.
Menurutnya, Megawati kurang bijaksana karena mengomentari berbagai hal tanpa menyaring atau mempertimbangkan dampak kata-kata yang dapat menimbulkan kontroversi.
Efriza menyampaikan bahwa jika ijazah Jokowi diragukan, maka PDIP juga memikul tanggung jawab moral karena tidak serius mengurus dokumen tersebut.
PDIP memiliki peran penting karena sebagai partai pengusung, mereka membawa ijazah tersebut ke Komisi Pemilihan Umum.
Lebih jauh, Megawati juga dianggap ikut terkena dampak negatif dari keraguan publik terhadap ijazah Jokowi.
Efriza mempertanyakan apakah dalam proses pengajuan nama calon dari PDIP terdapat mekanisme verifikasi administrasi yang ketat atau hanya mengutamakan elektabilitas berdasarkan survei.
Ia menegaskan bahwa persoalan ini tidak bisa sepenuhnya disalahkan pada KPU karena tahap awal ada di internal PDIP dan keputusan final berada di tangan Megawati.
Selain itu, Efriza menduga Megawati memiliki kepentingan politik agar nama Jokowi terus dikaitkan dengan polemik ijazah.
Hal ini diyakini untuk menjaga agar kader PDIP tetap tidak menyukai Jokowi karena dianggap mengkhianati partai.
Efriza menambahkan bahwa karakter Megawati yang sulit memaafkan mereka yang dianggap mengkhianatinya membuat hubungan dengan Jokowi sulit harmonis, sama seperti hubungan Megawati dengan SBY hingga saat ini.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok