
Repelita Jakarta - Salah satu akademisi, Ardianto Satriawan, mengkritik dan memberikan masukan terkait keberlanjutan program Makanan Bergizi Gratis (MBG), yang merupakan program unggulan dari Prabowo Subianto.
Melalui unggahannya di X @ardisatriawan, Ardianto mengusulkan solusi agar program tersebut lebih efektif dan berkelanjutan.
"Kenapa gak bikin dapur dan rekrut tukang masak di tiap sekolah?" tulis Ardianto, memberikan ide untuk pengolahan makanan yang lebih segar dan langsung dapat dinikmati siswa.
Ia kemudian mengusulkan agar setiap sekolah dilengkapi dengan kulkas dan freezer untuk menyimpan bahan mentah makanan.
"Kenapa gak taruh kulkas dan freezer di tiap sekolah buat nyimpen bahan mentah? Bukannya kalau dimasak di tempat lebih fresh dan langsung ke siswa?" lanjutnya.
Ardianto menambahkan bahwa dengan cara ini, makanan yang disajikan akan lebih terjaga kesegarannya dan mengurangi risiko keracunan.
"Kenapa harus katering pesan masakan matang tiap hari? Kalau gitu kan gak terlalu fresh? Resiko basi dan keracunan lebih besar?" ujarnya dalam kritikannya terhadap sistem yang ada saat ini.
Selain itu, Ardianto mempertanyakan penggunaan yayasan untuk mengelola program MBG, mengingat ada kemungkinan pengelolaan lebih efisien dengan opsi lainnya.
"Kenapa pesannya mesti lewat yayasan ABCD? Kenapa, kenapa, kenapa?" sambungnya, mempertanyakan mekanisme yang ada dalam program tersebut.
Tidak lama setelahnya, warganet memberikan pendapat mereka terkait usulan Ardianto. Salah satu netizen menjelaskan bahwa biaya pembuatan dapur di sekolah cukup tinggi dan memerlukan waktu yang panjang untuk riset, serta staf yang banyak.
"Karena biaya bikin dapur mahal, risetnya butuh waktu lama, dan harus rekrut banyak staf dapur. Kalau lewat Yayasan kan bisa lempar, subkontrak, dan libatkan tentara. Perkara anggaran masuk rekening siapa itu bukan urusan Anda. #ndasmu," tulis seorang netizen.
Ada juga yang berpendapat bahwa program MBG ini prematur, dengan membandingkannya dengan subsidi minyak goreng yang sebelumnya dilakukan oleh pemerintah.
"Gini mas @ardisatriawan emang MBG program prematur. Kek dulu, soal subsidi minyak goreng triliunan rupiah, padahal duit triliunan itu bisa buat pabrik minyak goreng, harga bisa dikendalikan negara seperti gula karena mayoritas produsen dikuasai negara," tanggap netizen lainnya.
Sementara itu, ada juga yang mengusulkan pemanfaatan petugas kantin yang sudah teruji di tiap sekolah untuk mengelola MBG secara lebih efisien.
"Kenapa gak memanfaatkan petugas kantin yg sudah ada dan teruji bertahun2 di sekolah masing2? Kasi mereka dana produksi, gratiskan siswa yg ambil makanan. Menunya tetap, kantinnya tetap, tapi gratis, kenapa?" jawab netizen lainnya.
Editor: 91224 R-ID Elok