Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

4 Keanehan Temuan Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar Soal Bareskrim Nyatakan Ijazah Jokowi Asli

POLEMIK IJAZAH JOKOWI: Tangkapan layar momen Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar menertawakan hasil analisa Bareskrim soal ijazah Jokowi dan keasliannya. Rismon pun mengurai tiga kejanggalan dalam analisa tersebut, disadur pada Jumat (23/5/2025). (kolase Kompas TV dan Youtube Refly Harun)

Repelita Jakarta - Ahli digital forensik Rismon Sianipar mengungkap sejumlah kejanggalan terkait pernyataan kepolisian yang menyebut ijazah Presiden Joko Widodo dinyatakan asli.

Menurut Rismon, terdapat empat hal yang dianggap tidak selaras dengan kaidah ilmiah dalam penjelasan Bareskrim Polri.

Kejanggalan pertama, kata dia, adalah metode perbandingan yang digunakan.

Pihak kepolisian hanya membandingkan ijazah Jokowi dengan milik beberapa alumni UGM tanpa memverifikasi keaslian dokumen pembanding tersebut.

"Kalau hanya disebut identik, artinya sama secara visual, tapi belum tentu otentik," ujar Rismon dalam sebuah wawancara.

Ia juga mempertanyakan siapa saja alumni yang dijadikan pembanding, karena tidak dijelaskan secara rinci oleh polisi.

Hal ini membuat analisa yang dipaparkan dianggap kurang berbobot.

Kejanggalan kedua, menurut Rismon, adalah tidak dilakukannya pengujian pada fisik dokumen seperti kertas dan tinta.

Ia menilai aspek ini penting untuk memastikan dokumen benar berasal dari periode yang diklaim.

"Uji karbon, tekstur kertas, jenis dan usia tinta, itu semua penting untuk menguji keaslian dokumen," ucapnya.

Namun, Rismon menyayangkan karena uji semacam itu tidak dilakukan.

Ia juga mempertanyakan pembandingan yang dilakukan polisi karena tidak ada kejelasan mengenai metode dan acuan ilmiahnya.

Kejanggalan ketiga berkaitan dengan penampilan dokumen.

Rismon menilai warna kertas dari dokumen yang diperlihatkan tidak seragam, ada yang kekuningan seperti kertas lama, namun ada juga yang putih seperti baru dicetak.

Menurutnya, jika dokumen memang berasal dari era 1980-an, seharusnya terlihat lebih usang.

Ia menyoroti perbedaan warna mencolok dalam skripsi Jokowi, yang belum dijelaskan secara ilmiah oleh pihak Bareskrim.

Kejanggalan keempat berkaitan dengan lembar pengesahan dalam skripsi Jokowi.

Rismon meragukan keaslian lembar tersebut karena menurutnya tampak terlalu rapi untuk ukuran teknologi cetak tahun 1985.

Ia menyebutkan bahwa format lembar pengesahan itu identik dengan hasil ketikan modern, yang seharusnya tidak mungkin dicetak dengan teknik handpress saat itu.

"Bila direkonstruksi menggunakan software saat ini, hasilnya sama. Itu sangat aneh jika disebut berasal dari 1985," tegasnya.

Ia juga menilai bahwa pernyataan polisi mengenai hal ini belum disertai dengan rekonstruksi teknis yang memadai.

Menurutnya, tanpa verifikasi ilmiah yang komprehensif, klaim keaslian dokumen tersebut menjadi tidak kredibel.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.id | All Right Reserved