Repelita Jakarta – Tokoh NU, Umar Hasibuan, mengkritik keras kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang melarang pelaksanaan wisuda, perpisahan, dan study tour bagi siswa dari TK hingga SMA.
Umar menyebutkan bahwa pernyataan Dedi yang melarang acara-acara tersebut terkesan tidak didasari riset yang matang dan lebih kepada pernyataan yang asal bunyi (asbun).
Menurut Umar, kebijakan seperti ini mengabaikan pentingnya momen wisuda sebagai bagian dari proses pendidikan. Wisuda, kata Umar, adalah salah satu bentuk penghargaan atas perjuangan dan prestasi siswa selama mereka belajar di sekolah.
Selain itu, Umar juga menekankan bahwa acara perpisahan dan study tour dapat memberikan pengalaman berharga dan mendidik bagi para siswa. Momen-momen seperti itu memiliki dampak emosional yang tidak hanya memperkaya pendidikan mereka, tetapi juga membentuk karakter siswa.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi menyatakan bahwa kebijakan tersebut bertujuan untuk mengurangi beban finansial orang tua siswa. Menurutnya, biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan seperti wisuda dan study tour sering kali tidak sedikit dan menjadi beban tambahan bagi keluarga.
Namun, kebijakan ini menuai berbagai reaksi dari masyarakat dan kalangan pendidikan. Beberapa mendukungnya dengan alasan efisiensi anggaran, sementara lainnya berpendapat bahwa hal tersebut kurang bijaksana dan mengabaikan aspek emosional serta nilai pendidikan yang terkandung dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
Perdebatan ini mencerminkan perbedaan pandangan di kalangan masyarakat tentang prioritas dalam pendidikan. Kebijakan seperti ini seharusnya mempertimbangkan dampaknya terhadap perkembangan siswa dan kesejahteraan keluarga, tidak hanya dari segi biaya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok