
Repelita Solo - Presiden ke-7 RI Joko Widodo akhirnya angkat bicara soal isu matahari kembar yang ramai diperbincangkan publik.
Isu ini mencuat karena sejumlah menteri Kabinet Merah Putih mendatangi kediaman Jokowi di kawasan Sumber, Kota Solo, Jawa Tengah saat momen Lebaran.
Kehadiran para menteri tersebut menjadi sorotan.
Salah satunya adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono.
Ia menyebut Jokowi sebagai bosnya, meski Jokowi sudah tak lagi menjabat presiden.
Pernyataan tersebut memicu spekulasi di masyarakat.
Sebagian menilai seolah ada dua figur penguasa di pemerintahan saat ini, yakni Jokowi dan Presiden Prabowo Subianto.
Menanggapi hal tersebut, Jokowi mengaku heran kunjungan para menteri ke rumahnya dipermasalahkan.
"Apa yang salah? Silaturahim di hari Lebaran yang sangat baik kepada siapa pun," ujar Jokowi di Solo.
Ia juga menegaskan bahwa tidak ada matahari kembar dalam pemerintahan.
“Mengenai matahari kembar, gak ada. Matahari itu cuma satu, yaitu Presiden Prabowo Subianto. Dah jelas,” tegasnya.
Ketika ditanya apakah para menteri datang untuk meminta nasihat, Jokowi membantah hal itu.
“Silaturahim biasa. Dan itu baik,” ucap Jokowi sambil tersenyum.
Soal pernyataan Trenggono yang menyebutnya sebagai bos, Jokowi memberi klarifikasi.
“Mantan, mantan bos. Hehehe,” kata eks Gubernur DKI Jakarta itu.
Wahyu Sakti Trenggono sebelumnya dilantik Jokowi menjadi Wakil Menteri Pertahanan pada 2019, mendampingi Prabowo Subianto.
Setahun kemudian, ia ditunjuk menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan menggantikan Edhy Prabowo.
Kini, ia kembali menjabat posisi yang sama di bawah pemerintahan Presiden Prabowo.
Jokowi juga mengungkapkan bahwa dirinya tetap menjalin komunikasi dengan Prabowo.
Ia mengatakan telah melakukan video call dengan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di hari pertama Idul Fitri.
“Sudah di hari pertama (Lebaran) video call dengan beliau, Pak Ma’ruf juga, Pak Prabowo juga,” ujarnya.
Di media sosial, perdebatan terus berlanjut.
Akun @wargajelas menulis, “Kalau cuma silaturahmi, kenapa dipermasalahkan? Ini budaya yang harus dijaga.”
Sementara akun lain seperti @netraliyuk mempertanyakan motif di balik kunjungan tersebut.
“Kalau Presiden sudah Prabowo, kenapa para menteri masih sowan ke Jokowi? Jangan sampai ini menimbulkan krisis loyalitas,” tulisnya.
Namun, sebagian besar warganet melihatnya sebagai silaturahmi biasa.
Akun @bukanbuzzer menyebut, “Yang bikin ramai justru orang-orang yang tidak paham adat. Lebaran ya silaturahmi.”
(*)
Editor: 91224 R-ID Elok