Repelita Jakarta – Film animasi "Jumbo" yang disutradarai oleh Ryan Adriandhy tengah menjadi perbincangan hangat di jagat maya.
Film ini mencetak rekor sebagai film animasi Indonesia terlaris sepanjang sejarah dengan lebih dari satu juta penonton dalam tujuh hari penayangan.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberikan dukungan penuh terhadap film ini.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menyebut "Jumbo" sebagai karya membanggakan yang mampu bersaing secara global.
Ia menekankan bahwa keberhasilan film ini menunjukkan potensi besar industri kreatif Indonesia, khususnya animasi, untuk tumbuh pesat di masa depan.
Namun, di tengah pujian tersebut, muncul kritik dari sejumlah netizen yang mempertanyakan peran Kemenparekraf dalam proses produksi film.
Sejumlah warganet menilai bahwa kementerian tersebut terlalu cepat mengklaim keberhasilan tanpa kontribusi nyata dalam proses kreatif film ini.
Salah satu komentar netizen menyebut, “Promosi boleh, tapi jangan klaim kalau tidak ikut bantu dari awal.”
Pengguna lainnya menambahkan, “Dari dulu karya anak bangsa susah naik, begitu laris baru datang kasih ucapan. Mana dukungannya waktu butuh modal?”
Menanggapi hal ini, produser film "Jumbo", Anggia Kharisma, menegaskan bahwa dukungan pemerintah penting dalam membangun ekosistem perfilman, meski keberhasilan film tetap datang dari para kreator.
"Film ini kami buat untuk anak-anak kita, dan untuk anak-anak dalam diri kita," ujar Anggia.
Di tengah kontroversi ini, "Jumbo" justru semakin mencuri perhatian publik.
Film tersebut direncanakan tayang di 17 negara, termasuk Turki, Mongolia, dan Rusia.
Pencapaian ini menegaskan bahwa film animasi Indonesia mampu menembus pasar global dan menjadi representasi positif budaya bangsa. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok