Repelita Yogyakarta - Isu keaslian ijazah Presiden Joko Widodo kembali memicu perdebatan di tengah masyarakat.
Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Cirebon Raya menyampaikan keprihatinan terhadap ketidakjelasan yang terus bergulir terkait polemik tersebut.
Ketua Kagama Cirebon Raya, Heru Subagia, menyatakan bahwa sebagai alumni UGM, ia merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga reputasi almamater.
Ia mengajak para tokoh nasional yang juga lulusan UGM seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan untuk turut bersuara dalam persoalan ini.
Menurutnya, sikap diam para tokoh besar itu dapat menciptakan kesan bahwa UGM tidak memiliki keberanian dalam menghadapi isu besar menyangkut kredibilitas akademik.
Pihak UGM sendiri telah mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan keabsahan ijazah Presiden Jokowi.
Dokumen tersebut, menurut pihak kampus, telah melalui proses verifikasi administrasi dan akademik sesuai prosedur yang berlaku.
Namun, sebagian kalangan alumni menyatakan belum puas dengan klarifikasi yang diberikan pihak universitas.
Sebagai langkah lanjutan, Kagama Cirebon Raya berinisiatif melibatkan ahli digital forensik guna menelaah lebih dalam dokumen terkait.
Tindakan itu ditempuh sebagai bentuk komitmen menjaga integritas lembaga pendidikan tinggi yang telah melahirkan banyak tokoh nasional.
Di tengah kontroversi ini, berbagai opini publik terus bermunculan di media sosial dan forum diskusi terbuka.
Beberapa masyarakat menilai pentingnya transparansi UGM dalam membuka akses terhadap dokumen-dokumen pendukung guna memulihkan kepercayaan publik.
Polemik ini menjadi tantangan besar bagi institusi akademik di era keterbukaan informasi yang menuntut akuntabilitas tinggi.
Langkah cepat dan terbuka dari semua pihak dinilai akan menjadi solusi elegan untuk mengakhiri keraguan yang telah mencuat berkepanjangan.
Publik menantikan sikap tegas dan jelas dari institusi pendidikan maupun tokoh-tokoh alumni untuk menuntaskan kontroversi ini secara objektif dan kredibel.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok