Repelita Jakarta – Ketegangan politik di Israel semakin memanas setelah sejumlah politisi terkemuka mengingatkan bahwa negara tersebut berada di ambang perang saudara.
Peringatan ini muncul di tengah protes besar-besaran terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap merusak demokrasi dan supremasi hukum.
Presiden Israel, Isaac Herzog, menyatakan bahwa negara tersebut berada di ambang perang saudara.
Pernyataan ini didukung oleh mantan Perdana Menteri Ehud Olmert, yang menilai bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu siap mengorbankan segalanya demi kelangsungan pemerintahannya.
Olmert menambahkan bahwa Israel lebih dekat dengan perang saudara daripada yang disadari banyak orang.
Selain itu, hasil survei terbaru dari Jewish People Policy Institute (JPPI) menunjukkan bahwa 60% warga Israel percaya bahwa perang saudara adalah ancaman nyata.
Survei ini mencerminkan meningkatnya ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap kontroversial.
Beberapa politisi dari partai berkuasa juga secara terbuka menyatakan bahwa perang saudara mungkin diperlukan untuk mengalahkan oposisi kiri.
Pernyataan ini semakin memicu ketegangan politik di negara tersebut.
Peringatan tentang kemungkinan perang saudara ini menunjukkan bahwa Israel tengah menghadapi krisis politik internal yang serius.
Masyarakat dan politisi di negara tersebut kini dihadapkan pada dilema besar mengenai masa depan demokrasi dan stabilitas politik Israel.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok