Repelita Jakarta – Ketegangan di Laut Merah semakin meningkat setelah serangan rudal besar-besaran oleh kelompok Houthi menargetkan kapal induk nuklir milik Amerika Serikat dan Israel. Serangan ini terjadi pada 16 Maret 2025, dan merupakan bagian dari eskalasi konflik yang telah berlangsung sejak akhir 2023.
Menurut juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, serangan tersebut merupakan respons terhadap penghentian bantuan kemanusiaan oleh Israel ke Gaza. Houthi mengancam akan melanjutkan serangan jika agresi Amerika terhadap Yaman terus berlanjut.
Serangan ini menambah daftar panjang serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Selat Bab el-Mandeb. Sejak November 2023, Houthi telah menargetkan lebih dari 100 kapal dagang dengan rudal dan drone, menenggelamkan dua kapal dan menewaskan empat pelaut.
Amerika Serikat merespons dengan serangkaian serangan udara terhadap posisi-posisi Houthi di Yaman, termasuk serangan besar-besaran pada 15 Maret 2025 yang menewaskan sedikitnya 31 orang. Presiden Donald Trump berjanji akan menggunakan "kekuatan mematikan" hingga Houthi menghentikan serangan terhadap jalur pelayaran.
Sementara itu, kapal induk USS Harry S. Truman mengalami insiden pada 28 April 2025, ketika jet tempur F/A-18 Super Hornet jatuh ke laut saat manuver menghindari serangan rudal dari Houthi. Pilot dan kru penyapu selamat, namun insiden ini menambah ketegangan di kawasan tersebut.
Konflik ini menunjukkan meningkatnya ancaman terhadap jalur pelayaran internasional di Laut Merah dan Selat Bab el-Mandeb. Penting bagi komunitas internasional untuk mencari solusi diplomatik guna mengurangi ketegangan dan mencegah eskalasi lebih lanjut.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
![[GEGER] Anak Kolong TNI AD Tegaskan Akan Cari Penghina Jenderal Try Sutrisno Sendiri Jika Proses Hukum Lambat](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_tLGfJZwGQTClanTqmqgSGLhqBu5BDsMzqmokHVCNlpUqMXdgntu5xoNZeLOxOP06-saHpHIFLUS6ALLC1-iHLDhZ7rkuZwjfjDgO7BUdQ731AFX-H6q0i6hCNzjt9vpjGk_mg=w680)
