Repelita, Jakarta - Pegawai PT Timah Tbk, Dwi Citra Weni, menjadi sorotan publik setelah mengunggah video yang menghina pekerja honorer yang menggunakan BPJS Kesehatan sebagai jaminan kesehatan mereka. Video tersebut menjadi viral setelah dibagikan oleh Weni di akun TikTok @wennymyzon1, meskipun kemudian dihapus.
Dalam video yang diunggah, Weni terlihat mengejek pekerja honorer dengan mengatakan, "Ngantre, ya, dek? BPJS ya? (Ketawa) Oh BPJS, masih honorer ya? Kebetulan saya kan (menunjukkan logo tempatnya bekerja yaitu PT Timah). Saya nggak ngantre, dek, (karena saya) pasien prioritas hahaha." Weni diduga merekam video tersebut di dalam kantor saat jam kerja dan memberi keterangan, 'POV: Ketemu Honorer di Rumah Sakit'.
Pernyataan Weni langsung memicu kemarahan netizen yang menganggapnya tidak sensitif terhadap nasib pekerja honorer. Setelah video tersebut viral, netizen menyerang akun TikTok milik Weni, yang kemudian menghapus konten tersebut dan memposting video permintaan maaf. Dalam klarifikasinya, Weni menyatakan bahwa konten tersebut adalah sudut pandangnya pribadi dan tidak ada kaitannya dengan perusahaan tempatnya bekerja.
"Saya minta maaf, karena konten tersebut tidak ada niat menyinggung profesi atau organisasi tertentu," kata Weni dalam klarifikasinya. Namun, permintaan maafnya tidak menghentikan kemarahan publik. Beberapa netizen menyayangkan bahwa seseorang seperti Weni bisa lolos menjadi pegawai BUMN.
"Boleh dimaafkan, asal dipecat," ujar @dyan***. Sementara itu, @fadil** menambahkan, "Para honorer sekarang lagi berjuang buat pengakuan statusnya, jauh lebih pantas menempatkan posisi elu (Weni) sekarang."
Sikap Weni dalam klarifikasinya juga mendapat kritik, dengan beberapa netizen menilai bahwa permintaan maafnya terkesan tidak tulus. "Klarifikasi tapi kok songong sekali nada bicaranya. Minta maaf pun pakai kata mungkin, tidak merasa bersalah ya?" ujar @angg***.
Kontroversi ini mengundang perhatian besar, dan menambah sorotan terhadap sikap karyawan perusahaan besar terhadap pekerja honorer yang kini tengah memperjuangkan pengakuan status mereka.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok