Repelita Jakarta - Nama Joko Widodo (Jokowi) kembali menjadi perbincangan, terutama terkait proyek Ibu Kota Negara (IKN) yang kini terancam mangkrak. Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan oleh Presiden Prabowo Subianto dinilai semakin memperumit nasib megaproyek yang pernah digadang-gadang sebagai simbol kemajuan Indonesia.
Di tengah situasi ini, jejak digital pernyataan Jokowi mengenai derasnya minat investor asing terhadap IKN kembali mencuat. Sebuah video lawas yang memperlihatkan Jokowi meyakinkan publik bahwa investor dari berbagai negara antre untuk berinvestasi di IKN viral lagi setelah dibagikan ulang di media sosial X oleh akun evalez_fr pada Sabtu, 8 Februari 2025.
Dalam video berdurasi 58 detik itu, Jokowi dengan percaya diri menyebut sejumlah negara yang disebutnya telah menunjukkan minat besar terhadap proyek IKN. "Telah datang dari Korea, beberapa bulan yang lalu, 30 investor. Dari Jepang, kurang-lebih 40 investor," ujar Jokowi dalam rekaman tersebut.
"Kemudian dari Singapura, 120 investor sudah ke sini. Jauh-jauh mereka ke sini, pasti ada kalkulasinya, pasti ada itung-itungannya," sambungnya. Meski mengklaim banyak investor asing tertarik, Jokowi menegaskan bahwa pemerintah lebih memprioritaskan investasi dari dalam negeri.
"Kemarin juga, baru saja dari Uni Emirat Arab (UEA) datang. Setelah datang, nemuin saya. Artinya apa? Tertarik. Tapi jangan dari sana dulu, investor di dalam negeri harus didahulukan. Kalau ndak, pasti saya dikomplain," lanjutnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, realitas di lapangan tampaknya jauh dari harapan. Proyek IKN yang digembar-gemborkan sebagai magnet investasi kini justru menghadapi ketidakpastian. Banyak pihak pun mempertanyakan kebenaran klaim Jokowi di masa lalu.
Tak heran jika video tersebut menuai banyak komentar sinis dari warganet. Alih-alih terkesan sebagai pencapaian, pernyataan Jokowi justru dianggap sebagai janji kosong yang kini terbukti tak terealisasi. "Ya, janji kosong lagi," cibir akun @andi****.
Sejumlah tokoh pun turut menyoroti hal ini dengan kritik pedas. Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia sekaligus tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Islah Bahrawi, tanpa ragu melabeli Jokowi sebagai "penipu ulung." Sementara itu, Direktur Rujak Center for Urban Studies, Elisa Sutanudjaja, juga menumpahkan kekesalannya terhadap kebijakan pemindahan ibu kota ini.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
