
Repelita Makassar - Suasana di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar mendadak hening saat Kapolres Pelabuhan Makassar, AKBP Restu Wijayanto, memasuki ruang perawatan.
Tatapannya tertuju pada dua anak kecil yang terbaring di ranjang rumah sakit. Wajah mereka pucat, tubuhnya kurus, dengan luka-luka yang masih tampak jelas.
Tak mampu menyembunyikan emosinya, Restu menundukkan kepala, menyeka air mata yang mengalir di wajahnya.
Pemandangan ini begitu menyayat hati, dua bocah yang seharusnya mendapatkan kasih sayang justru mengalami perlakuan kejam dari orang tuanya sendiri.
“Saya melihat langsung kondisi mereka, sangat memprihatinkan. Sebelumnya mereka dalam kondisi kurang gizi, tubuhnya sangat kurus, dan ada beberapa luka yang cukup serius,” ujar Restu, Jumat (7/2/2025).
IS (8) dan SF (9), kakak beradik tersebut, menjadi korban kekerasan fisik yang diduga dilakukan oleh orang tua mereka sendiri.
Mereka ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan, dirantai di dalam kamar mandi, dengan luka-luka akibat siraman air panas.
Dikatakan Restu, keduanya terakhir kali disekap pada 31 Januari lalu. Namun, puncaknya terjadi pada 3 Februari, saat mereka ditemukan dalam kondisi lemah, tidak berdaya, dan terikat di dalam kamar mandi.
“Anak-anak ini mengalami kekerasan fisik yang cukup berat. Luka-luka di tubuh mereka menunjukkan bekas penyiksaan. Yang paling mengkhawatirkan, ada indikasi penyiraman air panas,” ungkapnya.
Dugaan awal menunjukkan bahwa IS dan SF telah mengalami kekerasan dalam waktu yang cukup lama. Selain luka fisik, keduanya juga mengalami malnutrisi akibat kekurangan asupan makanan.
“Kami khawatir ada infeksi di luka-luka mereka jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, tim medis memastikan mereka mendapatkan perawatan intensif,” tambahnya.
Polisi telah mengamankan kedua orang tua korban dan sedang mendalami kasus ini lebih lanjut. Restu menegaskan bahwa pihaknya akan menindak tegas pelaku kekerasan terhadap anak.
“Ini bukan hanya soal hukum, tapi juga kemanusiaan. Kita tidak bisa membiarkan anak-anak tak berdosa mengalami kekerasan seperti ini,” tegasnya.
Saat ini, IS dan SF masih dalam perawatan medis dan pendampingan psikologis untuk memulihkan kondisi mereka.
Dukungan dari berbagai pihak diharapkan dapat membantu mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik setelah mengalami trauma mendalam akibat kejadian ini.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar sangat penting. Berkat laporan warga, dua bocah ini berhasil diselamatkan sebelum kondisinya semakin memburuk. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok