Repelita Seoul - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul bergerak cepat setelah menerima informasi mengenai insiden dua kapal penangkap ikan yang terdampar di karang sekitar Pulau Tokki, Jeju, Korea Selatan. Informasi ini diterima pada Sabtu pukul 09.25 waktu setempat dari Korean Coast Guard (KCG) dan Kementerian Luar Negeri Republik Korea.
Dua kapal yang terlibat dalam insiden tersebut adalah Sam Gwangho (32 ton) dan 33 Manseonho (29 ton), yang membawa anak buah kapal berkewarganegaraan Indonesia. Insiden itu diduga akibat gelombang laut yang tinggi dan angin kencang. Kapal Sam Gwangho awalnya terdampar di karang, kemudian 33 Manseonho yang mencoba melakukan upaya penyelamatan turut terdampar.
Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Seoul, Zelda Wulan Kartika, membenarkan bahwa ada satu korban meninggal yang merupakan warga negara Indonesia. Pihaknya masih berkoordinasi dengan pihak terkait. "Betul ada kecelakaan kapal penangkap ikan dan ada ABK WNI yang menjadi korban," ujarnya.
KBRI terus berkoordinasi dengan otoritas terkait di Korsel untuk memastikan proses evakuasi dan penanganan korban berjalan dengan baik. "Kami juga memberikan pendampingan psikologis bagi ABK yang selamat," tambah Zelda.
Di kapal Sam Gwangho terdapat tujuh ABK yang terdiri dari satu warga Korsel, tiga warga Vietnam, dan tiga warga Indonesia. Sementara itu, kapal Manseonho membawa delapan ABK yang terdiri dari satu warga Korsel dan tujuh warga Indonesia.
Hingga pukul 12.10 waktu setempat, tim penyelamat berhasil menemukan sebagian besar ABK. Di kapal Sam Gwangho terdapat empat ABK yang selamat, yaitu tiga warga Vietnam dan satu warga Indonesia, sementara satu ABK warga Korea meninggal dunia. Di kapal Manseonho, tujuh ABK selamat, yaitu satu warga Korea dan enam warga Indonesia. "Satu ABK WNI meninggal dunia dengan inisial MF," jelas Zelda.
Namun, dua ABK WNI dengan inisial RS dan AM masih belum ditemukan. Pencarian intensif masih dilakukan oleh KCG.
KBRI Seoul terus berkoordinasi erat dengan KCG Seogwipo serta agen dari kedua kapal untuk memastikan penanganan optimal bagi para korban. Selain itu, KBRI berupaya menghubungi keluarga para korban untuk memberikan informasi terkini dan dukungan yang diperlukan.
"Kami sangat prihatin atas insiden ini dan akan terus memantau perkembangan pencarian ABK yang hilang. KBRI berkomitmen memberikan pendampingan penuh kepada para ABK selamat dan keluarga korban," ujar perwakilan KBRI Seoul tersebut.
KBRI Seoul juga mengimbau masyarakat Indonesia di Korsel untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem dan segera menghubungi KBRI jika memerlukan bantuan darurat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok