Repelita, Jakarta - Bongkar Polemik Pagar Laut PIK 2, Said Didu: Betapa Bodohnya Penguasa
Mantan pejabat pemerintah, Said Didu, kembali mengkritik keras Proyek Strategis Nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 yang terletak di Tangerang, Banten.
Dalam video yang dibagikan melalui akun media sosialnya, Said Didu menyoroti keberadaan pagar laut misterius yang membentang di kawasan PIK 2. Pagar laut tersebut, menurut Said Didu, telah mengkavling wilayah perairan dan membatasi akses nelayan.
"Saya berlayar mulai dari Tanjung Pasir hingga Tanjung Burung, muara Sungai Cisadane. Sepanjang perjalanan, saya melihat laut-laut ini sudah dipagar. Nelayan tidak lagi memiliki akses ke wilayah ini," ujarnya. Pagar laut itu disebut meluas hingga beberapa wilayah, termasuk Tanjung Kait, Mauk, Kronjo, Tanjung Pasir, dan Dadap.
Said Didu menilai tindakan ini sebagai bentuk pengabaian terhadap hak rakyat kecil yang bergantung pada laut sebagai sumber penghidupan mereka. Ia juga mengkritik keputusan pemerintah yang dianggap lebih mementingkan pengusaha dibanding rakyat.
"Saya menertawakan para penguasa, betapa bodohnya menyerahkan negara kepada pengembang dan mengusir rakyat di wilayah mereka," sambungnya. Ia mempertanyakan keberadaan negara dan pemerintah di kawasan PIK 2. "Laut sudah di-kavling, rakyat di darat sudah diusir, lahan sawah dan tambak sudah diuruk. Apakah masih ada negara di PIK 2? Apakah pemerintah masih ada di sini?" ujarnya dengan nada satir.
Said Didu juga menyoroti minimnya rasa nasionalisme dan patriotisme dari para pemimpin saat ini. "Betapa pentingnya pemimpin yang memiliki rasa keadilan, nasionalisme, dan patriotisme. Bukan menjadi pelayan kekuasaan atau centeng para pemodal," tambahnya.
Polemik terkait pagar laut sepanjang 30 kilometer di perairan Kabupaten Tangerang menjadi pusat perhatian. Pagar ini membentang dari Desa Muncung hingga Desa Pakuhaji, melewati beberapa kecamatan di kawasan PIK 2. Hingga kini, pihak berwenang belum berhasil mengidentifikasi siapa pemilik pagar tersebut dan apa tujuan pembuatannya.
Kritik Said Didu terhadap pagar laut di kawasan PIK 2 sebenarnya bukanlah hal baru. Ia telah menyuarakan masalah ini sejak Juli 2024. Namun, kritik tersebut justru mengantarkannya pada pelaporan ke pihak kepolisian oleh Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi).
"Akhirnya, semua kebenaran mulai terbuka. Terima kasih kepada semua pihak yang membela rakyat," tulis Said Didu di media sosial.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok