Repelita, Jakarta - Warga Desa Kronjo kini menghadapi nasib yang sangat memprihatinkan. Lahan sawah dan tambak mereka harus dijual dengan harga yang sangat murah, bahkan pembayaran dilakukan secara cicilan. Sawah dihargai hanya Rp50 ribu per meter, sementara tambak hanya Rp35 ribu per meter. Keputusan sulit ini diambil warga karena tekanan dari pengembang yang sedang mengerjakan proyek besar Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 yang dikelola oleh Agung Sedayu Group.
Informasi mengenai kondisi ini mulai viral setelah diunggah oleh akun Instagram @infopontirta.id pada Minggu, 19 Januari 2025. Unggahan tersebut telah menarik perhatian warganet dengan lebih dari 47 ribu likes dan 6 ribu komentar, banyak di antaranya yang menyuarakan keprihatinan terhadap nasib warga Desa Kronjo.
Syaiful, salah satu warga Desa Kronjo, mengungkapkan bahwa tanah sawah dan tambak mereka dijual murah dengan pembayaran yang dicicil. “Kami diminta menjual tanah tambak cuma Rp35 ribu per meter. Sawah lebih mahal sedikit, tapi tetap murah, cuma Rp50 ribu per meter. Itu pun bayarnya dicicil,” kata Syaiful, seperti yang dikutip dari unggahan akun @infopontirta.id.
Selain harga yang rendah, warga juga mengeluhkan proses pembayaran yang sering terlambat tanpa jadwal yang jelas. "Kadang kalau ada yang nolak dijual, mereka enggak pandang bulu. Diuruk aja itu sawah sama mereka. Mereka juga pakai jasa calo buat maksa warga jual tanahnya,” tambah Syaiful.
Keresahan warga semakin meningkat setelah pengembang melakukan penimbunan anak sungai yang terletak di perbatasan Desa Kronjo dan Desa Muncung. Aktivitas ini, yang sudah berlangsung selama dua tahun, telah mengurangi akses masyarakat ke sumber ikan dan sangat mengganggu kehidupan para petani tambak. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok