Repelita Jakarta - Program makan bergizi gratis yang mulai diterapkan di Indonesia pada Januari 2025 menuai kritik dari sejumlah pihak. Program unggulan pemerintahan Prabowo-Gibran ini dinilai oleh banyak warganet sebagai tidak cukup bergizi dan porsinya terlalu sedikit.
Dalam program ini, biaya yang dialokasikan untuk makan bergizi per siswa hanya sebesar Rp 10 ribu. Banyak yang menilai bahwa dana tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi harian siswa.
Salah satu warganet, @primawansatrio, membandingkan dengan program makan bergizi di Korea Selatan, di mana anak-anak di sekolah mendapatkan menu makan yang dinilai lebih bergizi dan sesuai standar gizi harian. "Ini di sekolah anak saya," cuitnya, memperlihatkan foto makanan yang terdiri dari nasi, sayur, protein, dan susu.
Warganet lain, @justcherry__, mengunggah foto menu makan siang anak-anak di sebuah taman kanak-kanak di Hangzhou, China. Ia menyebutkan bahwa makan siang di sana juga memenuhi standar gizi, dengan satu hidangan daging, sayur, dan sup. "Mau ikutan share juga, menu Makan siang anak TK di sini. a local kindergarten in Hangzhou (杭州普通幼儿园的伙食)," tulisnya.
Perbandingan tersebut mendapat banyak komentar dari warganet yang merasa kualitas makan bergizi gratis di Indonesia jauh di bawah standar yang diterapkan di kedua negara tersebut. "Kalau ini saya setuju namanya makanan bergizi. Protein lengkap dari telur, tahu, ayam dan susu. Karbohidrat nasi. Dan ada sayur juga," cuit @prastyo_D.
"Penuh ya piringnya ga ada rongga kosong awowkwowk," cuit @sonpichaesso.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok