Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

"Polemik Pagar Laut Tangerang: Warga Klaim Hasil Swadaya, Pengamat Sebut Agung Sedayu di Baliknya"

 Diduga Bayar Nelayan untuk Mengaku Dalang Pagar Laut, Strategi Aguan Kuno!

Repelita, Tangerang - Polemik pagar laut yang membentang sepanjang 30,16 kilometer di pesisir Tangerang memasuki babak baru. Setelah sebelumnya muncul dugaan bahwa Agung Sedayu Group, pengembang PSN PIK 2, adalah dalang pemagaran, kini muncul kelompok yang mengaku sebagai warga dan nelayan yang menyatakan mereka lah pelaku pemasangan pagar laut tersebut.

Kelompok yang tergabung dalam Jaringan Rakyat Pantura (JRP) menyebutkan bahwa pagar tersebut adalah hasil swadaya masyarakat dan nelayan untuk mencegah abrasi hingga ancaman tsunami. Koordinator JRP, Sandi Martapraja, menjelaskan bahwa tanggul laut yang dibangun oleh masyarakat setempat bertujuan untuk mengurangi dampak gelombang besar dan melindungi wilayah pesisir dari abrasi. "Kami membangun pagar laut ini untuk mengurangi dampak abrasi dan melindungi wilayah pesisir," katanya pada Sabtu (11/1/2025).

Namun, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai alasan ini tidak masuk akal. Agus mengatakan bahwa klaim tersebut hanya merupakan trik untuk mengalihkan perhatian publik dari fakta sebenarnya. "Halah, sudahlah enggak usah pakai model-model gitu, bayar nelayan dan sebagainya. Enggak usah sudah, itu yang bertanggung jawab sudah jelas siapa kok," ujarnya.

Agus juga menyalahkan pemerintahan sebelumnya yang telah menjadikan proyek swasta sebagai proyek strategis nasional (PSN). "Maka yang salah yang ngasih PSN itu, coba nggak kasih, nggak akan (merugikan masyarakat) gitu," tegasnya, menambahkan bahwa kini beban tersebut berada di tangan Presiden Prabowo Subianto untuk menindaklanjuti masalah ini.

Sementara itu, kuasa hukum pengembang PSN PIK 2, Muannas Alaidid, menanggapi bantahan tersebut dengan mengatakan bahwa tujuan warga memasang pagar laut adalah untuk menahan ombak dan mencegah abrasi atau banjir rob. "Itu hanyalah tanggul laut biasa yang terbuat dari bambu, yang dibuat dari inisiatif dan hasil swadaya masyarakat," ujarnya.

Namun, warga Desa Kronjo, Tangerang, Heru Mapunca, yang mengaku pernah melihat langsung pemasangan pagar laut, membantah klaim tersebut. Heru menceritakan bahwa ia melihat lima truk membawa bambu menuju Pulau Cangkir pada malam hari, dan keesokan harinya mendapati para tukang sedang memasang pagar laut. "Saya tanya ke tukang, dan mereka bilang ini proyek dari Agung Sedayu," kata Heru.

Koordinator Tim Advokasi Melawan Oligarki Rakus Perampas Tanah Rakyat (TA-MOR PTR) Ahmad Khozinudin juga mengungkapkan bahwa pemasangan pagar laut ini melibatkan warga sekitar dan perintah dari orang kepercayaan Agung Sedayu. "Gojali bersama Ali Hanafiah Lijaya, saat ini menghilang dari peredaran," katanya.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.id | All Right Reserved