Polemik politik kembali mencuat setelah Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra, mengeluarkan surat dukungan bagi pasangan Ridwan Kamil-Suswono dalam Pemilihan Gubernur Jakarta. Tindakan ini mendapat kritik tajam dari pengamat politik Ichsanudin Noorsy, yang mempertanyakan konsistensi Prabowo sebagai pemimpin yang seharusnya memberikan teladan bagi rakyat.
Noorsy menilai langkah Prabowo tersebut mencederai nilai kepemimpinan yang ideal, mempertanyakan apakah seorang pemimpin yang mengklaim akan menegakkan UUD 45 secara murni dapat menjadi teladan bagi bangsa. Ia berpendapat bahwa langkah mengeluarkan surat dukungan ini menunjukkan ketidakmampuan Prabowo untuk bertindak sebagai panutan.
Selain itu, Noorsy juga menyoroti praktik politik yang keliru dalam keputusan Prabowo mendukung pasangan Ridwan Kamil dan Suswono. Menurutnya, situasi sulit yang dihadapi pasangan tersebut, termasuk berbagai isu negatif, menjadi alasan di balik dukungan tersebut.
Lebih jauh, Noorsy mengkritik posisi Prabowo sebagai pemimpin partai yang masih mencampurkan peran tersebut dengan statusnya sebagai calon presiden. Ia menekankan bahwa seorang presiden harus meninggalkan atribut partai politik dan berdiri sebagai pemimpin seluruh bangsa, bukan sebagai pemimpin kelompok.
Noorsy mengingatkan publik untuk bijak dalam memilih pemimpin. Menurutnya, meskipun seorang pemimpin berupaya untuk mensejahterakan rakyat, jika perilaku dan tindakannya tidak mencerminkan konsistensi dan keteladanan, maka pemimpin tersebut tidak layak mendapat dukungan. (*)
